Pages

Thursday 31 October 2013

Perubahan Sosial Budaya

Perubahan Sosial Budaya. Keadaan masyarakat senantiasa mengalami perubahan, perkembangan, dan pergantian. Perubahan-perubahan ini dalam ilmu sosial dinamakan perubahan sosial budaya. Menurut Selo Soemardjan (sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto, 1987:285), perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat. Perubahan tersebut mempengaruhi sistem sosialnya. Sistem sosial tersebut meliputi nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku kelompok-kelompok di masyarakat.  

Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya
Menurut Soerjono Soekanto (1987:293–298), perubahan sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi perubahan evolusi dan revolusi, perubahan direncanakan dan tidak direncanakan, serta perubahan berpengaruh kecil dan berpengaruh besar.

a. Perubahan Revolusi dan Evolusi
Revolusi adalah perubahan yang berlangsung dalam waktu yang cepat. Revolusi menyangkut seluruh sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Perubahan karena revolusi dapat direncanakan atau tidak direncanakan sebelumnya

Ciri khas revolusi antara lain perubahan berlangsung secara cepat, berskala besar karena menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan, terjadi tanpa direncanakan sebelumnya, serta menimbulkan konflik. Contoh perubahan ini antara lain
  1. Revolusi Industri Inggris, Revolusi Prancis,
  2. Revolusi Indonesia tahun 1945, serta
  3. Reformasi Indonesia tahun 1998.
Perubahan evolusi merupakan perubahan yang berjalan lambat dan memerlukan waktu yang lama. Umumnya perubahan evolusi berupa suatu rentetan perubahan kecil yang mengikutinya secara lambat. Perubahan evolusi terjadi karena masyarakat berusaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan, keadaan, dan kondisi lingkungan sekitar. 


Ciri khas perubahan evolusi antara lain memerlukan waktu lama, perubahan berskala kecil, terjadinya perubahan tidak disadari oleh masyarakat, dan tidak menimbulkan konflik. Contohnya terjadi pada kehidupan suku bangsa kita seperti Nias, Dani, Dayak, dan Sakai. Perubahan tersebut juga terjadi pada masyarakat desa menjadi masyarakat kota yang kompleks dan perubahan mata pencaharian hidup.

b. Perubahan Direncanakan dan Tidak Direncanakan
Perubahan direncanakan disebut juga perubahan yang dikehendaki oleh masyarakat. Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang dikehendaki, diperkirakan, dan direncanakan sebelumnya oleh pihak-pihak yang menginginkan perubahan tersebut. Orang-orang menginginkan perubahan dinamakan agent of change atau agen perubahan. Mereka mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin sebuah lembaga kemasyarakatan.

Contoh paling baik dari agent of change adalah peran yang dijalankan oleh Butet Manurung.
Ia ingin melihat anak-anak di pedalaman hutan di Sumatra bisa maju.  Ia termasuk agent of change yang sangat berjasa bagi bangsa dan negara. Perubahan yang direncanakan dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan sosial planning yang telah ditentukan. Contoh perubahan direncanakan adalah pembangunan kompleks rumah tahan gempa, pembangunan rumah sederhana dengan harga yang murah, dan pembangunan tata kota.

Perubahan tidak direncanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa sengaja atau tidak diinginkan oleh pihak-pihak yang mengadakan perubahan. Biasanya perubahan tidak dikehendaki muncul sebagai dampak dari perubahan yang direncanakan. Contohnya pembangunan kota menyebabkan urbanisasi, meningkatnya angka kriminalitas, banyak rumah kumuh, dan bencana banjir

c. Perubahan Berpengaruh Besar dan Berpengaruh Kecil
Perubahan berpengaruh besar adalah perubahan yang membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut terjadi pada unsur-unsur sosial budaya yang baku dalam masyarakat, seperti struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata pencaharian, dan stratifikasi sosial. Perubahan ini membawa pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Contoh perubahan berpengaruh besar adalah industrialisasi, modernisasi, dan globalisasi.

Perubahan yang berpengaruh kecil adalah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung bagi kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut hanya terjadi pada sekelompok kecil dari satu unsur budaya yang tidak berarti bagi masyarakat. Misalnya perubahan mode rambut dan tren baju. Contoh lain adalah perubahan tata bahasa, perubahan gerakan tari, dan perubahan logat bahasa yang digunakan

Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
a. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
1) Kontak dengan Budaya Lain
Kontak merupakan proses penyampaian informasi tentang ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya. Adanya kontak dengan budaya lain menjadikan satu kebudayaan bertemu dan saling bertukar informasi. Misalnya kontak dagang antara pedagang Nusantara dengan pedagang India, Arab, dan Barat. Kebudayaan mereka saling mempengaruhi yang akhirnya membawa perubahan sosial budaya.  
2) Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Tidak adanya apresiasi terhadap karya orang lain menjadikan seseorang enggan untuk berkarya. Jika setiap orang menghargai hasil karya orang lain, setiap orang akan berlomba-lomba menciptakan suatu karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Penemuan pesawat terbang mengilhami Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie untuk mendirikan pabrik pesawat di Bandung.
3) Sistem Pendidikan yang Maju
Pendidikan mengajarkan seseorang untuk berpikir ilmiah dan objektif. Seseorang dapat menilai bentuk kebudayaan yang sesuai dengan kebutuhan serta kebudayaan yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Berbekal pengetahuan itu seseorang melakukan perubahan pada kebudayaan jika dirasa perlu. Oleh karena itu, sistem pendidikan tinggi mampu mendorong munculnya perubahan sosial budaya.
4) Keinginan untuk Maju
Tidak ada seorang pun yang puas dengan keadaan sekarang. Mereka umumnya menginginkan sesuatu yang lebih baik dari keadaan saat ini. Orang akan melakukan berbagai upaya guna melakukan perubahan hidup yang tentunya ke arah kemajuan. Misalnya seorang pelajar mengikuti kursus komputer untuk menambah pengetahuan dan keterampilan komputer.
5) Penduduk yang Heterogen
Masyarakat yang heterogen memudahkan terjadinya perubahan sosial budaya. Penduduk Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku, ras, dan ideologi. Perbedaan-perbedaan yang ada tidak selamanya membawa keuntungan bagi Indonesia. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik jika tidak disertai dengan rasa toleransi yang tinggi. Konflik-konflik inilah yang mendorong munculnya perubahan sosial budaya.
6) Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang Kehidupan Tertentu
Setiap orang tidak akan pernah puas dengan keadaannya saat ini. Berbagai cara dan upaya mereka lakukan untuk mengubah taraf hidup. Rasa tidak puas terhadap keadaan mendorongnya melakukan berbagai perubahan. Hal ini pun terjadi pada masyarakat Indonesia ketika reformasi digulirkan. Rasa tidak puas terhadap pemerintahan saat itu mendorong masyarakat menuntut perubahan secara total.
7) Sistem Pelapisan Terbuka
Sistem pelapisan terbuka memungkinkan terjadinya gerak sosial vertikal yang lebih tinggi. Sistem ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk maju. Kesempatan untuk menaiki strata yang lebih tinggi mendorong seseorang melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
8) Orientasi ke Masa Depan (Visioner)
Pandangan yang visioner mendorong seseorang melakukan beragam perubahan. Bagi mereka masa lalu adalah sesuatu yang patut untuk dikenang, bukan sebagai pedoman hidup.
Masa depan harus lebih baik dari masa sekarang. Visi inilah yang mendorong seseorang melakukan perubahan.
9) Sikap Mudah Menerima Hal-Hal Baru
Suatu perubahan akan berdampak besar jika setiap orang menerima perubahan tersebut. Keadaan ini menjadi berbeda jika tidak ada seorang pun yang menanggapi perubahan tersebut. Sikap mudah menerima hal-hal baru mendorong terjadinya perubahan sosial budaya di masyarakat.
10) Toleransi terhadap Perubahan
Sikap toleransi dibutuhkan untuk mempercepat laju perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Adanya sikap toleransi menjadikan masyarakat lebih mudah menerima hal-hal baru. Masyarakat akan menerima hal-hal baru yang dirasa membawa kebaikan.

b. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya
1) Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Masyarakat yang kurang berhubungan dengan masyarakat lain mengalami perubahan yang lamban.  Mereka terkukung dalam kebudayaan mereka dan pola-pola pemikiran yang masih sederhana. Contohnya suku-suku bangsa yang masih tinggal di pedalaman.
2) Masyarakat yang Bersikap Tradisional
Umumnya masyarakat tradisional memegang kuat adat istiadat yang ada. Mereka menolak segala hal baru yang berkenaan dengan kehidupan sosial. Adat dan kebiasaan diagung-agungkan. Sikap ini menghambat masyarakat tersebut untuk maju.
3) Pendidikan yang Rendah
Masyarakat yang berpendidikan rendah umumnya tidak dapat menerima hal-hal baru. Pola pikir dan cara pandang mereka masih bersifat sederhana. Mereka umumnya enggan mengikuti gerak perubahan yang ada. Artinya, masyarakat statis dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
4) Adanya Kepentingan yang Tertanam Kuat pada Sekelompok Orang (vested interest)
Adanya vested interest yang kuat dalam suatu kelompok menyebabkan perubahan sulit terjadi. Hal ini dikarenakan setiap kelompok yang telah menikmati kedudukannya akan menolak segala bentuk perubahan. Mereka takut adanya perubahan akan mengubah kedudukan dan statusnya dalam masyarakat.
5) Ketakutan akan Terjadinya Kegoyahan Integrasi
Terciptanya integrasi merupakan harapan dan cita-cita masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, integrasi merupakan sesuatu yang dilindungi oleh masyarakat. Segala hal baru ditolak untuk menghindari kegoyahan dalam integrasi masyarakat.
6) Prasangka Buruk terhadap Unsur Budaya Asing
Sikap demikian sering dijumpai pada masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa asing. Pengalaman-pengalaman tempo dahulu menyebabkan mereka senantiasa berprasangka buruk terhadap budaya asing. Mereka menolak segala hal baru terutama berasal dari bangsa asing, walaupun akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
7) Hambatan Ideologis
Perubahan yang bersifat ideologi sangat sulit dilakukan. Setiap orang memandang ideologi sebagai sebuah pedoman hidup yang paling mendasar. Perubahan yang bersifat ideologis tidak mungkin terjadi terlebih pada masyarakat tradisional ketika ideologi dipegang kuat dalam kehidupan sosial.

Faktor Penyebab Perubahan Sosial Budaya
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut.
1) Bertambah dan Berkurangnya Penduduk
Bertambah atau berkurangnya penduduk disebabkan oleh angka kelahiran, kematian, dan migrasi yang selalu berubah-ubah. Perubahan jumlah penduduk menyebabkan perubahan struktur masyarakat, terutama menyangkut lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Pesatnya perkembangan kota mendorong terjadinya urbanisasi. Jumlah penduduk di kota pun bertamba. Kota menjadi penuh sesak, muncul pengangguran yang mampu meningkatkan angka kriminalitas. Sementara desa kehilangan tenaga kerja produktif, banyak lahan pertanian kosong karena ditinggalkan pemiliknya.  
2) Adanya Penemuan Baru (Inovasi)
Penemuan baru didorong adanya discovery dan invention. Discovery adalah suatu penemuan dari unsur kebudayaan baru, baik berupa alat atau ide baru yang diciptakan oleh seorang atau beberapa individu dalam masyarakat. Suatu discovery dapat berubah menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan tersebut. Menurut Koentjaraningrat, ada tiga hal yang mendorong munculnya penemuan-penemuan baru, yaitu:
  • kesadaran masyarakat terhadap kekurangan dalam kehidupannya;
  • kualitas ahli atau anggota masyarakat; dan
  • perangsang bagi aktivitas-aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
3) Konflik yang Terjadi dalam Masyarakat
Pertentangan dalam masyarakat dapat menyebabkan perubahan sosial budaya. Misalnya konflik yang terjadi pada masyarakat Ambon. Berpuluh-puluh bangunan rusak, beratus-ratus orang kehilangan sanak saudara, kenyamanan, dan keamanan masyarakat menjadi terganggu. Konflik terjadi karena ada perbedaan-perbedaan. Ketika perbedaan diperuncing dan menuntut persamaan, terjadinya konflik tidak terelakkan.
4) Pemberontakan dan Revolusi
Pemberontakan terjadi karena masyarakat merasa tidak puas dengan keadaan saat itu. Situasi dan kondisi tersebut mendorong munculnya revolusi sebagai wujud dari pemberontakan. Contohnya Revolusi Mei tahun 1998 yang terjadi di Indonesia. Adanya revolusi membawa perubahan besar dari sistem pemerintahan sampai pada sistem kemasyarakatan. Contohnya terjadinya perubahan kepala negara, wakil kepala negara, struktur kabinet sampai pada pola perilaku masyarakatnya.

b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut.
1) Perubahan Alam
Bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, dan musibah banjir dapat memicu munculnya perubahan sosial budaya. Bencana banjir bandang yang terjadi pada awal tahun 2008. Curah hujan yang tinggi menyebabkan rumah, sekolah, pabrik, dan gedung pemerintahan terendam air. Akses jalan, kereta api, dan aliran listrik menjadi terhambat. Banyak orang kehilangan tempat tinggal. Mereka terpaksa tinggal dalam pengungsian dengan sarana yang terbatas. Mereka pun kehilangan pekerjaan.
2) Peperangan
Peperangan bisa memicu terjadinya perubahan sosial budaya dalam masyarakat. Mereka hidup dengan perasaan takut dan waswas. Masyarakat kita pernah mengalaminya saat mempertahankan kemerdekaan. Masyarakat merasa tertekan dan secara psikologis kehidupannya penuh dengan ketakutan. Akibatnya, struktur masyarakat, pola perilaku, dan pemikiran mereka pun mengalami perubahan.
3) Pengaruh Kebudayaan Lain
Hubungan antara dua masyarakat yang berbeda kebudayaan memiliki kecenderungan untuk saling mempengaruhi satu sama lain. Akhirnya, memicu munculnya perubahan sosial. Tiap-tiap masyarakat melakukan penyebaran kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru. Proses ini dapat berlangsung melalui tiga cara, yaitu difusi, akulturasi, dan asimilasi.
  • Difusi merupakan suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang per orang kepada orang perorangan yang lain dan dari masyarakat ke masyarakat yang lain.
  • Akulturasi adalah pembauran antarbudaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya. 
  • Asimilasi adalah pembauran antarkebudayaan yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru sehingga kebudayaan lama tidak terlihat.

    Ditulis oleh:ghany maulana
    Media Belajar Diperbarui pada: Thursday, October 31, 2013

    Wednesday 30 October 2013

    Kondisi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan

    Kondisi Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan. Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Seluruh bangsa di dunia berhak untuk memperoleh kemerdekaannya. Untuk mempertahankan hak kemerdekaan itu, bangsa-bangsa di dunia rela mengorbankan harta, benda, bahkan nyawa. Hal ini pula yang terjadi di bumi Indonesia. Setelah meraih kemerdekaannya, bangsa Indonesia bertekad menjaga kemerdekaan yang telah berhasil diraih itu. Bentuk negara serikat yang disepakati berdasarkan Konferensi Meja Bundar, ternyata bukanlah cita-cita bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia pun mulai berbenah diri untuk dapat kembali dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    1. Proses Kembalinya Indonesia Sebagai Negara Kesatuan
    Belanda berniat melancarkan politik devide et impera dalam wilayah Indonesia. Setelah melaksanakan agresi militer pertama, Belanda membagi Indonesia dalam enam negara bagian, yaitu Negara Indonesia Timur, Negara Sumatra Timur, Negara Sumatra Selatan, Negara Madura, Negara Jawa Timur, dan Negara Pasundan. Selain itu, Belanda juga mendirikan sembilan daerah otonom di wilayah Indonesia. Setelah mendirikan enam negara boneka dan sembilan daerah otonom,  

    Belanda berusaha melenyapkan RI dengan melaksanakan Agresi Militer II. Belanda berharap jika RI dilenyapkan, Belanda dapat dengan mudah mengatur negara-negara bonekanya. Agresi militer Belanda II, menyebabkan Indonesia mendapatkan simpati dari dunia internasional. Akhirnya, Belanda harus mengakui kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar.

    Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan penandatanganan pengakuan kedaulatan. Indonesia berubah bentuk menjadi negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa Indonesia bertekad untuk mengubah RIS kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa Indonesia.

    Negara Indonesia Timur (NIT) yang merupakan negara boneka Belanda pertama, ternyata banyak mengalami kerusuhan. Presiden NIT yaitu Cokorde Gde Raka Sukawati mengumumkan keinginan NIT untuk bergabung dengan Indonesia. Pada tanggal 19 Mei 1950 diadakan konferensi yang dihadiri oleh wakil-wakil RIS dan RI dengan keputusan inti sebagai berikut.
    1. Kesediaan bersama untuk kembali mewujudkan NKRI.
    2. Ada perubahan Konstitusi seperti penghapusan senat, susunan DPRS baru, kabinet sifatnya parlementer, dan DPA dihapuskan. 
    Disepakati pula bahwa Soekarno tetap menjadi presiden NKRI. Pada tanggal 17 Agustus 1950 bendera Merah Putih dikibarkan di depan istana bekas gubernur jenderal Belanda yang telah dijadikan Istana Merdeka.  

    2. Perekonomian Pasca Pengakuan Kedaulatan
    Sejak memperoleh pengakuan kedaulatan dari Belanda, bangsa Indonesia mengalami krisis ekonomi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa bangsa Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan akibat ketentuan-ketentuan dalam Konferensi Meja Bundar, situasi politik yang belum stabil, dan adanya kenyataan bahwa perusahaan swasta besar dan bank pada saat itu masih dikuasai oleh orang-orang Belanda.

    Untuk mengatasi krisis, Kabinet Sukiman  (1951–195) menjalankan kebijakan
    nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia. Nasionalisasi dapat diartikan sebagai tindakan untuk menjadikan sesuatu kekayaan milik asing menjadi milik negara. Kebijakan nasionalisasi De Javasche Bank dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang nasionalisasi De Javasche Bank Nomor 24 Tahun 1951. Sebelumnya, pemerintah telah memberhentikan Presiden De Javasche Bank, Dr. Howink dan mengangkat Mr. Syafrudin Prawiranegara. Nasionalisasi De Javasche Bank melengkapi kepemilikan pemerintah terhadap bank-bank peninggalan Belanda.

    Sejak tahun 1950 bangsa Indonesia mulai meninggalkan sistem perekonomian kolonial dan menggantinya dengan sistem ekonomi nasional. Pelopor perokonomian nasional adalah Drs. Moh. Hatta yang menyatakan bahwa ekonomi bangsa Indonesia harus dibangun oleh bangsa Indonesia sendiri dengan asas gotong royong. Pemikiran untuk menyusun perekonomian nasional dilanjutkan oleh Dr. Sumitro Djojohadikusumo. Beliau menyatakan bahwa dalam alam kemerdekaan perlu diadakan kelas pengusaha melalui Gerakan Benteng. Gerakan Benteng merupakan kebijakan untuk melindungi pengusaha-pengusaha pribumi karena desakan pengusaha kuat bermodal besar yang berasal dari golongan nonpribumi. Para pengusaha pribumi mendapat lisensi (semacam hak istimewa) dalam dunia bisnis.

    3. Pemilu 1955
    Anggota DPRS yang dipilih dari hasil kompromi antara golongan unitaris dengan federalis perlu segera diganti melalui pemilu. Selain itu, UUDS juga perlu untuk diganti karena bersifat sementara. Pemilu dilaksanakan guna memilih anggota konstituante yang bertugas menyusun UUD baru. Pemilu untuk memilih anggota DPR ditetapkan pada tanggal 29 September 1955. Pemilu untuk memilih anggota konstituante ditetapkan untuk dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 1955.  

    Pemilu 1955 diikuti oleh 28 partai dan beberapa calon perorangan dengan jumlah pemilih 39 juta orang. Pemilu untuk memilih anggota DPR hasilnya hampir sama dengan pemilu untuk memilih anggota konstituante. Tampil sebagai empat besar pengumpul suara terbanyak adalah PNI, Masyumi, NU, dan PKI. Anggota DPR dilantik di Jakarta, sedangkan Konstituante dilantik di Bandung. Selanjutnya, Kabinet Burhanuddin Harahap (Masyumi) sebagai penyelenggara pemilu menyerahkan mandatnya kepada presiden. Kabinet baru di bawah pimpinan Ali Sastroamidjojo (PNI) pun segera melaksanakan tugasnya.

    4. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
    Menjelang tahun 1959 Indonesia banyak mengalami permasalahan. Dalam bidang politik, sering terjadi pergantian kabinet. Rakyat semakin merasakan partai politik lebih mengutamakan kepentingan sendiri dan ketidakmampuan konstituante melaksanakan tugasnya. Konstituante tidak berhasil menyusun UUD baru guna menggantikan UUDS. Dengan anggota yang berjumlah 542 orang dan berasal dari banyak partai menyebabkan konflik dalam badan konstituante sulit dihindarkan.

    Dalam bidang keamanan, terjadi pergolakan yang ditimbulkan oleh pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan serta pemberontakan PRRI dan Permesta. Pemberontakan-pemberontakan dipicu oleh ketidakpuasan daerah kepada pemerintah pusat. Situasi dalam negeri yang semakin tidak menentu mendorong Presiden Soekarno mengajukan konsepsi yang berisi hal-hal berikut ini.
    1. Sistem demokrasi parlementer secara Barat tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia karena itu harus diganti dengan sistem demokrasi terpimpin.
    2. Untuk melaksanakan demokrasi terpimpin perlu dibentuk Kabinet Gotong Royong yang anggotanya terdiri atas semua partai atau organisasi berdasarkan perimbangan kekuatan dalam masyarakat.
    3. Pembentukan Dewan Nasional terdiri atas golongan-golongan fungsional yang bertugas sebagai penasihat kabinet.
    Dalam suasana pro dan kontra ini, pada tanggal 25 April 1959 Presiden Soekarno menyampaikan amanat di depan anggota konstituante, yang berisi anjuran untuk kembali pada UUD 1945. Amanat ini menjadi perdebatan di konstituante sehingga diputuskan untuk diadakan pemungutan suara. Ternyata, hasil pemungutan suara menunjukkan bahwa kurang dari 2/3 anggota konstituante menyetujui untuk kembali pada UUD 1945. Kegagalan konstituante untuk menyusun dan menetapkan sebuah UUD serta perdebatan- perdebatan di dalamnya, menyebabkan situasi politik semakin tidak menentu. Kondisi ini mendorong Presiden Soekarno mengambil langkah yang sebenarnya bertentangan dengan undang-undang (inkonstitusional).

    Pada tanggal 5 Juli 1959 dalam suatu acara resmi di Istana Merdeka, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang selanjutnya dikenal sebagai Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Inti dari Dekrit Presiden ini sebagai berikut.
    1. Pembubaran konstituante.
    2. Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.
    3. Pembentukan MPRS dan DPAS.
    Dengan dekrit ini, berarti Kabinet Parlementer di bawah pimpinan Perdana Menteri Djuanda dinyatakan demisioner. Kabinet digantikan oleh Kabinet Presidensial yang langsung dipimpin oleh Presiden Soekarno. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menjadi tonggak bagi pelaksanaan demokrasi terpimpin di Indonesia. Pada masa demokrasi terpimpin, Presiden Soekarno mempunyai kekuasaan yang besar. Bahkan, pada tanggal 5 Maret 1960 Presiden Soekarno memiliki kemampuan untuk membubarkan DPR hasil pemilu 1955. Selain itu, melalui Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959, Presiden Soekarno membentuk MPRS yang anggota-anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh presiden.

    5. Gangguan Keamanan Dalam Negeri
    Sejak memperoleh kedaulatan, bangsa Indonesia banyak mengalami pergolakan di daerah. Hal ini dipicu oleh kurang harmonisnya hubungan pusat-daerah, persaingan ideologis dan masalah sosial politik lainnya. Dalam perkembangannya, pergolakan-pergolakan tersebut mengarah pada gerakan separatis yang berniat memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pergolakan yang terjadi pada umumnya berbentuk gangguan keamanan berupa pemberontakan-pemberontakan bersenjata. Beberapa pemberontakan tersebut antara lain Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), Republik Maluku Selatan (RMS), Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), dan Piagam Perjuangan Semesta (Permesta).  

    Ditulis oleh:ghany maulana
    Media Belajar Diperbarui pada: Wednesday, October 30, 2013

    Peran Dunia Internasional dalam Meredakan Konflik

    Peran Dunia Internasional dalam Meredakan Konflik. Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah buah perjuangan selama berabad-abad. Akan tetapi, setelah proklamasi kemerdekaan bukan berarti perjuangan telah selesai. Yang terjadi justru sebaliknya, Indonesia bahkan harus berhadapan dengan Belanda dalam upaya mempertahankan kedaulatan bangsa. Konflik Indonesia-Belanda ternyata mendapat perhatian dari dunia internasional. Berikut ini peran dunia internasional dalam meredakan konflik Indonesia-Belanda.

    Penyebab Konflik Indonesia-Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan
    a. Keinginan Belanda untuk Berkuasa Kembali di Indonesia
    Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945, Belanda bersiap-siap untuk kembali ke bekas jajahannya sebagai penguasa. Sebenarnya Belanda telah kehilangan haknya atas wilayah Indonesia. Pada tanggal 9 Maret 1942 di Kalijati, pemerintah Hindia Belanda telah menandatangani dokumen menyerah tanpa syarat kepada bala tentara Jepang. Di atas sepotong kertas, Belanda ”menyerahkan” seluruh wilayah Hindia Belanda (Indonesia) kepada Jepang.
    b. Adanya Dukungan Tentara Sekutu terhadap Belanda
    Pada tanggal 24 Agustus 1945 Belanda dan Inggris (atas nama Sekutu) menandatangani Civil Affairs Agreement (CAA) yang isinya dituangkan dalam ”Nota tanggal 24 Agustus 1945”. Butir terpenting dalam perjanjian ini adalah penyerahan wilayah Indonesia yang telah ”dibersihkan” dari tentara Jepang oleh Inggris kepada Belanda melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA).

    Pada tanggal 29 September 1945 pasukan Sekutu mendarat di Indonesia. Mereka bertugas melucuti tentara Jepang dan menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang. Tugas ini dilaksanakan oleh komando pertahanan Sekutu di Asia Tenggara di bawah pimpinan Lord Lous Mountbatten. Mountbatten membentuk suatu komando khusus yang diberi nama Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Pada mulanya kedatangan Sekutu disambut baik oleh bangsa Indonesia. Akan tetapi, setelah diketahui bahwa kedatangan Sekutu diboncengi NICA, bangsa Indonesia pun mulai melakukan perlawanan.
    c. Keinginan Bangsa Indonesia untuk Mempertahankan Kemerdekaan
    Pada tanggal 17 Agustus 1945 para pemimpin bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945 Ir. Soekarno dipilih sebagai presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Mereka kemudian membentuk kabinet yang menjadi pemerintah Republik Indonesia. Juga ditunjuk para gubernur yang mengepalai beberapa provinsi. Dengan demikian, tiga syarat pembentukan suatu negara telah terpenuhi, yaitu adanya wilayah, penduduk, dan pemerintahan. Oleh karena itu, seluruh bangsa Indonesia berusaha untuk mempertahankan negara Indonesia yang telah sah berdiri.

    Peran Dunia Internasional dalam Meredakan Konflik
    a. Australia
    Pada mulanya, Australia membantu Belanda menduduki wilayah-wilayah Indonesia. Pada waktu tentara Belanda masih lemah, Sekutu menyerahkan wewenang atas Kalimantan dan kepulauan di bagian timur Indonesia kepada Australia. Selanjutnya, pada tanggal 13 Juli 1946 Australia secara resmi ”menyerahkan” seluruh wilayah Indonesia bagian timur kepada Belanda.

    Meskipun pada awalnya Australia berada di belakang Belanda, tetapi dalam perkembangannya, Australia memberi dukungan kepada Indonesia. Bersama dengan Belgia dan Amerika Serikat melalui Komisi Tiga Negara (KTN), Australia menjadi wakil Indonesia dalam perundingan RI dengan Belanda. Perundingan antara RI dan Belanda dengan perantara KTN terjadi dalam perundingan Renville.

    b. Inggris
    Pada tanggal 1 September 1945 Dr. Hubertus Johannes van Mook (mantan Wakil Gubernur
    Jenderal di Hindia Belanda) bersama Dr. Charles Olke van der Plas (mantan Gubernur Jenderal wilayah Timur), menemui Mountbatten di Sri Lanka. Mereka mendesak Inggris melaksanakan persetujuan Civil Affairs Agreement (CAA). Mountbatten pun mengeluarkan perintah tertanggal 2 September 1945 yang menyatakan secara jelas maksud Inggris untuk mengembalikan koloni Indonesia kepada Belanda dan mempertahankan status quo yang ada sebelum invasi Jepang.

    Meskipun pada awalnya Inggris membantu Belanda, tetapi dalam perkembangannya Inggris bersikap netral. Inggris memberi andil dalam upaya perdamaian Indonesia-Belanda. Inggris sebagai wakil Sekutu di Indonesia berhasil mempertemukan Indonesia dan Belanda dalam Perundingan Linggajati.

    c. Negara-Negara Arab
    Konsul Jenderal Mesir di Bombay, Mohammad Abdul Maunin, dengan pesawat khusus datang ke Yogyakarta pada tanggal 14 Maret 1947. Beliau menyampaikan keputusan Liga Arab yang mengakui kemerdekaan RI. Selanjutnya, secara berturutturut pengakuan kemerdekaan diperoleh dari Mesir, Lebanon, Siria, Afganistan, Arab Saudi, dan Irak.

    d. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
    PBB memiliki andil besar dalam upaya menengahi konflik Indonesia-Belanda. PBB membentuk Komisi Jasa Baik yang anggotanya terdiri atas Australia, Belgia, dan Amerika Serikat. Komisi Jasa Baik berunding di atas kapal Renville pada tanggal 8 Desember 1947 hingga 19 Januari 1948. PBB kembali menunjukkan perannya ketika Belanda melakukan Agresi Militer II. PBB mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan tanggal 28 Januari 1949 untuk mendesak Belanda mengakhiri operasi militer serta membebaskan presiden dan wakil
    presiden yang ditawan Belanda.

    Berkat peranan PBB pula Indonesia memperoleh pengakuan kedaulatan yang menandai berakhirnya revolusi bersenjata antara Indonesia-Belanda. Secara de jure, Belanda pada akhirnya mengakui kemerdekaan Indonesia, meskipun dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS).

    Ditulis oleh:ghany maulana
    Media Belajar Diperbarui pada: Wednesday, October 30, 2013

    Profil Negara Maju dan Negara Berkembang

    Maju tidaknya suatu negara pada dasarnya tidak didasarkan pada umur, sumber daya alam, atau ras dan warna kulit penduduknya. Ada negara yang berumur lebih dari 2.000 tahun seperti Mesir dan India, tetapi masih menjadi negara berkembang. Sebaliknya, negara yang baru berumur kurang dari 150 tahun seperti Kanada dan Selandia Baru bisa menjadi negara maju. Ketersediaan sumber daya alam juga tidak menjadi jaminan bahwa suatu negara bisa menjadi negara maju. Misalnya negara Singapura dan Jepang yang miskin sumber daya alam bisa lebih maju daripada Indonesia yang kaya sumber daya alam. Demikian pula ras dan warna kulit. Jadi, maju dan tidaknya negara bersumber dari kualitas sumber daya manusianya. Berikut ini profil beberapa negara maju dan negara berkembang.

    1) Amerika Serikat
    Amerika Serikat merupakan negara maju yang mempunyai pengaruh besar di dunia. Amerika terletak di Benua Amerika. Tepatnya di antara 24 33'LU–70 23'LU dan 112'BB–66'BB. Luas negara Amerika mencapai 9.826.630 km2.

    a) Perekonomian Amerika Serikat
    Produk-produk buatan Amerika dapat dikatakan menguasai pasar dunia.  Sektor industri
    menyumbang sekitar 20,7% dari seluruh pendapatan nasional Amerika Serikat. Industri di Amerika menghasilkan mobil, mesin,  bahan kimia, tekstil, besi baja, tembaga, dan pesawat terbang. Sektor pertanian di Amerika menghasilkan antara lain gandum, jagung, padi, kapas, buah-buahan, tembakau, dan kayu keras. Meskipun sumbangan sektor pertanian hanya 1% dari pendapatan nasional, tetapi Amerika merupakan salah satu pemasok bahan pangan terbesar di dunia. Sumbangan sektor jasa terhadap perekonomian Amerika sebesar 78,3%. Jasa yang dihasilkan misalnya, jasa keuangan, konsultan, perbankan, telekomunikasi, dan informasi.

    b) Keadaan Penduduk
    Jumlah penduduk Amerika pada tahun 2006 menurut data dari CIA World Factbook adalah 298.444.215 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduknya adalah 0,91% per tahun. Jumlah penduduk Amerika menempati urutan ke-3 di dunia. Tingkat kepadatan penduduk di Amerika sangat tinggi. Hal ini karena semakin meningkatnya perpindahan penduduk dari negara lain ke Amerika. Perekonomian Amerika yang kuat dan kebebasan bagi individu menyebabkan Amerika menjadi semacam tanah impian (dream land) bagi para pendatang.

    c) Tingkat Pendidikan
    Tingkat pendidikan dan sistem pendidikan yang diterapkan di Amerika sangat maju. Dari total penduduk, 97%-nya sudah memiliki kemampuan baca dan tulis (melek huruf). Amerika memiliki universitas-universitas yang mencetak para ahli dan ilmuwan andal. Beberapa universitas tersebut, yaitu Universitas Harvard, Universitas Boston, Institut Teknologi Massachussets, dan Universitas Dallas.

    d) Kemajuan Teknologi
    Pemerintah dan dunia usaha di Amerika memberi perhatian besar pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemerintah tidak segan-segan memberikan dana yang besar untuk kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi. Kemajuan teknologi telah meningkatkan daya saing bangsa Amerika dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang industri dan jasa.

    e) Perkembangan Budaya
    Penduduk asli Amerika adalah bangsa Eskimo dan Indian. Pendatang Amerika sebagian besar berasal dari Eropa, seperti Inggris, Prancis, Belanda, dan Spanyol. Selain itu, pendatang berasal dari seluruh penjuru dunia. Budaya Amerika pada dasarnya dilandasi oleh ideologi atau paham kebebasan. Setiap individu bebas mengekspresikan sikapnya selama tidak mengganggu kepentingan orang lain. Contoh kebebasan tersebut antara lain kebebasan bersaing, menyampaikan pendapat, dan gaya hidup sehari-hari.

    2) Singapura
    Republik Singapura adalah sebuah negara kota di Asia Tenggara yang terletak di ujung Semenanjung Malaysia, berbatasan dengan Johor (Malaysia) dan Kepulauan Riau (Indonesia). Luas wilayah negara ini adalah 581 km2 dengan panjang 43 km dan lebar 22 km. Wilayah yang kecil dan tidak memiliki sumber daya alam bukan menjadi halangan untuk menjadi negara maju.

    a) Perekonomian Singapura
    Singapura memiliki pendapatan per kapita kelima tertinggi di dunia. Pelaku ekonomi Singapura merupakan pelaku ekonomi yang paling kompetitif di dunia. Bidang ekspor, perindustrian, dan jasa merupakan sektor yang penting dalam ekonomi Singapura. Komoditas ekspor Singapura adalah barang-barang elektronik, bahan-bahan konstruksi, dan lain-lain. Komoditas impornya adalah bahan makanan, minyak bumi, dan bahan-bahan baku industri. Pemerintah Singapura menetapkan simpanan uang yang tinggi dengan memperkenalkan sistem penyimpanan uang yang wajib kepada para pekerja. Dengan sistem ini, Singapura menempati peringkat ke-18 negara terkaya di dunia. Singapura mempunyai simpanan dana cadangan sebesar US$139 miliar. Singapura juga menjadi pusat jasa keuangan dunia.

    b) Keadaan Penduduk
    Singapura merupakan salah satu negara yang paling padat di dunia. Sekitar 85% dari rakyat Singapura tinggal di rumah susun dan apartemen yang disediakan oleh dewan pengembangan perumahan Singapura. Berbagai fasilitas umum tersedia dan berstandar internasional. Mayoritas penduduk Singapura adalah etnis Tionghoa, sedangkan penduduk lain adalah etnis Melayu merupakan penduduk asli dan etnis India.  

    c) Tingkat Pendidikan
    Singapura menjadi pusat pendidikan dunia selama bertahun-tahun. Sistem pendidikan bertujuan memenuhi kebutuhan individual dan mengembangkan bakat. Sekolah-sekolah Singapura menerapkan kebijakan dua bahasa. Kurikulum pendidikan disusun untuk mengembangkan inovasi dan semangat kewiraswastaan. Sekolah di Singapura juga memiliki standar yang tinggi, terutama untuk bidang matematika dan ilmu pengetahuan.

    d) Infrastruktur
    Singapura merupakan salah satu negara yang memiliki jalur perhubungan terbaik di dunia, baik melalui darat, udara, maupun laut. Pelabuhan udara Changi melayani lebih dari enam puluh perusahaan penerbangan dunia. Singapura juga disebut sebagai negara yang mempunyai koneksi/hubungan paling banyak di Asia. Singapura memiliki rata-rata masukan melalui internet sebanyak 42%.

    3) Cina
    Cina merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki wilayah terluas dan jumlah penduduk terbesar di dunia. Luas wilayah Cina mencapai 9.596.961 km2. Cina terletak di Benua Asia dengan letak georgrafis antara 18' LU– 54'BT dan 73'BT–135'BT. Saat ini Cina merupakan salah satu negara berkembang yang kini mulai menjadi salah satu negara industri baru.

    a) Perekonomian
    Kemajuan ekonomi Cina mulai terlihat sejak negara yang semula tertutup tersebut membuka perekonomiannya dengan negara lain. Hal ini terlihat dari meningkatnya sumbangan sektor industri terhadap perekonomian Cina. Sektor industri menyumbang 53,1% dari pendapatan nasional Cina. Kegiatan industri berkembang di Beijing hingga Tianjiang, Shenyang, dan Nanjiang hingga Shanghai. Negara Tirai Bambu ini menghasilkan mesin bubut, alat-alat pertambangan, suku cadang kendaraan bermotor, mesin, semen, dan pupuk. Cina juga mengembangkan industri perakitan elektronik, seperti komputer dan telepon genggam. Kegiatan pertanian dan pertambangan menyumbang sebesar 14,4% dari pendapatan nasionalnya. Kegiatan pertanian dikembangkan di lembah Sungai Huang Ho, Chang Jiang, dan Xianjiang. Hasil-hasil pertanian Cina antara lain padi, jagung, gandum, kedelai, kacang, sorgum, kapas, dan teh. Cina juga kaya bahan tambang. Jenis bahan tambang yang dimiliki Cina antara lain minyak bumi, gas alam, bijih besi, aluminium, tembaga, tungstel, dan timbel.

    b) Keadaan Penduduk
    Cina merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Pada tahun 2006 jumlah penduduk Cina mencapai 1.313.973.713 jiwa. Untuk mengurangi tingkat pertumbuhan penduduk, pemerintah Cina menggalakkan program keluarga berencana. Dengan berbagai upaya, pemerintah berhasil menekan pertumbuhan penduduk hingga mencapai 0,59% per tahun. Cina mengalami beberapa masalah kesehatan umum yang sedang meningkat. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan polusi udara dan air, wabah HIVAIDS, virus SARS, dan flu burung yang sedang meluas.

    c) Budaya Masyarakat
    Penduduk Cina umumnya adalah ras Mongoloid dengan kulit kuning dan mata sipit. Mayoritas etnis Han menyusun hampir 93% populasi. Bahasa yang digunakan secara luas di Cina yaitu bahasa Mandarin. Mereka telah lama mengenal tulisan, kertas, dan kompas. Orang Cina lah yang pertama kali mengenal mesiu sebagai bahan peluru senjata api. Cina juga memiliki ahli-ahli filsafat bijak seperti Konfusius.  

    d) Tingkat Pendidikan
    Sebelum berdiri sebagai RRC tahun 1949, sekitar 80% penduduk Cina adalah buta huruf atau setengah buta huruf. Jumlah murid di sekolah-sekolah hanya tercatat 4,76%.  Sistem pendidikan di Cina bukanlah sebuah sistem yang seimbang. Walaupun banyak sekolah di perkotaan yang sudah modern, sebagian besar sekolah- sekolah di daratan Cina berada di perdesaan. Umumnya sekolah di wilayah perdesaan itu memiliki dana yang sedikit, pengajar dan peralatan yang tidak memadai.

    e) Tingkat Teknologi
    Sebagai negara berkembang, Cina mengalami perkembangan teknologi yang cukup pesat .Cina sudah mulai dibicarakan pengamat sebagai the next tech superpower. Cina memberikan perhatian besar pada perkembangan teknologi informasi (TI). Cina juga mulai mengembangkan teknologi di bidang militer dengan membuat pesawat tempur, tank baja, dan berbagai persenjataan.

    4) Mesir
    Mesir merupakan negara yang memiliki peninggalan peradaban kuno yang paling maju pada zamannya, yaitu peradaban lembah Sungai Nil. Meskipun demikian, saat ini Mesir masih menjadi negara berkembang. Mesir terletak di Benua Afrika.

    a) Perekonomian
    Perekonomian Mesir didukung oleh kegiatan pada sektor pariwisata, kekayaan minyak bumi, pajak dari Terusan Suez, dan beberapa industri menengah. Mesir mengembangkan kegiatan pariwisata budaya. Tujuan wisata utama adalah piramid Giza, kuil Karnak, dan Lembah Raja. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Mesir mencapai dua juta orang setiap tahun. Sektor pertanian masih menjadi andalan di Mesir karena menyerap 31% dari tenaga kerja.  Hasil produksi pertanian yang utama adalah kapas, gandum, beras, gula, susu, domba, dan ayam. Hasil produksi dari industri menengah di Mesir antara lain semen, pupuk, goni, aluminium, dan produk kapas. Kegiatan pertambangan mengandalkan hasil tambang minyak bumi, bijih besi, fosfat, garam, dan mangan. Tambang minyak banyak terdapat di lepas pantai Sinai,Terusan Suez, Depresi Qattar, dan El Amien.

    b) Keadaan Penduduk
    Mesir merupakan negara yang jumlah penduduknya terbesar di antara negara-negara Arab, yaitu sekitar 74 juta jiwa. Hampir sebagian besar penduduk menetap di sepanjang Sungai Nil dan daerah sekitar Terusan Suez. Hal ini karena wilayah lain berupa gurun pasir, yaitu daerah gurun pasir barat dan gurun pasir timur. Kota-kota utama di Mesir adalah Iskandariyah dan Kairo. Penduduk Mesir merupakan penduduk yang homogen, yaitu Arab
    dan penduduk asli kulit hitam.

    Ditulis oleh:ghany maulana
    Media Belajar Diperbarui pada: Wednesday, October 30, 2013