Pages

Sunday 1 December 2013

Tes Antropometri


Bagikan :




Tes Antropometri ialah tes untuk mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh manusia. Tujuan akhir dari pengukuran antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang. Tipe badan bagi seseorang sebelum ia bekerja adalah penting, karena dengan tipe badan yang ideal untuk  jenis pekerjaan tertentu dapat meningkatkan capaian keberhasilan kerjannya. Dengan tes antropometri akan dapat mengetahui pertumbuhan badan seseorang normal atau tidak, kekurangan-kekurangan serta upaya pertumbuhan badan secara ideal. Tes ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui keadaan tubuh yang serasi (ideal). Tes ini meliputi:
1. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
2. Pengukuran Berat Badan (BB)
3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA)

Berat Badan (BB)
Berat badan (BB) adalah parameter pertumbuhan yang paling sederhana,mudah diukur,dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiap pemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena BB merupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak saat pemeriksaan (akut). Alasannya adalah BB sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja seperti sakit dan pola makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan, pengukuran obyektif dan dapat diulangi dengan timbangan apa saja, relatif murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama.

Namun, pengukuran BB tidak sensitif terhadap proporsi tubuh misalnya pendek gemuk atau tinggi kurus. Selain itu, beberapa kondisi penyakit dapat mempengaruhi pengukuran BB seperti adanya bengkak (udem), pembesaran organ (organomegali), hidrosefalus, dan sebagainya. Dalam keadaan tersebut, maka ukuran BB tidak dapat digunakan untuk menilai status nutrisi.

Penilaian status nutrisi yang akurat juga memerlukan data tambahan berupa umur yang tepat,jenis kelamin, dan acuan standar. Data tersebut bersama dengan pengukuran BB dipetakan pada kurve standar BB/U dan BB/TB atau diukur persentasenya terhadap standar yang diacu.
BB/U dibandingan dengan standar, dinyatakan dalam persentase
  • >120% disebut gizi lebih 
  • 80-120% disebut gizi baik
  • 60-80% tanpa edema = gizi kurang
  • Dengan edema = gizi buruk
  • <60% disebut gizi buruk
Perubahan BB perlu mendapat perhatian karena merupakan petunjuk adanya masalah nutrisi akut. Kehilangan BB dapat dikategorikan menjadi: 1. Ringan = kehilangan 5-15%, 2. Sedang = kehilangan 16-25%, Berat = kehilangan >25%

Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik kedua yang terpenting. Pengukuran TB sederhana dan mudah dilakukan. Apalabila dikaitkan dengan hasil pengukuran BB akan memberikan informasi penting tentang status nutrisi dan pertumbuhan fisik anak Ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan dapat terus meningkat sampai tinggi maksimal dicapai. TB merupakan indikator yang menggambarkan proses pertumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu relatif lama (kronis), dan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan fisik di masa lampau. Indikator ini keuntungannya adalah pengukurannya obyektif, dapat diulang, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa.

Kerugiannya perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi badan secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dengan posisi tidur dan pada anak umur lebih dari 2 tahun dengan berdiri. Seperti pada BB, pengukuran TB juga memerlukan informasi seperti umur yang tepat, jenis kelamin dan standar baku yang diacu. TB kemudian dipetakan pada kurve TB atau dihitung terhadap standar baku dan dinyatakan dalam persen. TB/U dibandingkan dengan standar baku (%)
  • 90-110% = baik/normal
  • 70-89% = tinggi kurang
  • <70% = tinggi sangat kurang
Rasio BB menurut TB (BB/TB)
Rasio BB/TB jika dikombinasikan dengan BB/U dan TB/U sangat penting dan lebih akurat dalam penilaian status nutrisi karena memberikan informasi mengenai proporsi tubuh. Indeks ini digunakan pada anak perempuan hanya sampai tinggi badan 138 cm dan pada anak lelaki sampai tinggi badan 145 cm. Setelah itu, hasil perbandingan BB/TB menjadi tidak bermakna, karena adanya tahap percepatan pertumbuhan (growth spurt) pada masa pubertas. Keunggulan parameter ini adalah jika informasi mengenai umur tidak diketahui dengan pasti. Interpretasi BB/TB (dalam %)
  • > 120 % : obesitas
  • 110-120 % : overweight
  • 90-110 % : normal
  • 70-90% : gizi kurang
  • <70% : gizi baik
Lingkar Lengan Atas (LLA)
Lingkar lengan atas (LLA) menggambarkan tumbuh kembang jaringan lemak di bawah kulit dan otot yang tidak banyak terpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan (BB). LLA lebih sesuai untuk dipakai menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada anak kelompok umur prasekolah (1-5 tahun).

Pengukuran LLA ini mudah, murah, alat bisa dibuat sendiri dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Alat yang digunakan biasanya adalah pita ukur elastis. Namun, penggunaan LLA ini lebih tepat untuk mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi/pertumbuhan fisik yang berat. Selain itu terkadang pengukurannya juga dengan menekan pertengahan LLA yang dirasakan tidak nyaman bagi anak-anak. Interpretasi hasil dapat berupa:
  1. LLA (cm): < 12.5 cm = gizi buruk (merah), 12.5 – 13.5 cm = gizi kurang (kuning), >13.5 cm = gizi baik (hijau).
  2. Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LLA/TB: <75% = gizi buruk, 75-80% = gizi kurang, 80-85% = borderline , dan >85% = gizi baik (normal).
Indeks Massa Tubuh ( IMT )
Indeks Massa Tubuh ( IMT ) adalah berat badan kilogram dibagi tinggi badan kuadrat
dalam meter. Indeks massa tubuh merupakan cara untuk menggambarkan berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan. Prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut :
  • Berdiri tegak lurus 
  • Pandangan lurus kedepan
  • Saat pengukuran berat badan, atlet atau orang coba menggunakan pakaian seminim mungkin. Tinggi badan satuan alatnya adalah cm, berat badan satuan alatnya adalah kilogram (Kg)
  • Alat yang digunakan, antropometer, meteran yang sudah ditera dan timbangan yang sudah ditera.
Indeks massa tubuh dapat digunakan untuk mengetahui berat badan ideal. untuk mengetahui indeks massa tubuh dapat digunakan rumus berikut.
Indeks massa tubuh (IMT) =berat (kg)
tinggi2 (m)
Misalnya seorang anak laki-laki memiliki tinggi 1,64 m dan berat 55 kg, maka IMT anak tersebut adalah:
IMT =55= 20,4 atau dibulatkan menjadi 20
1,64 2 
Untuk menafsirkan hasil perhitungan, katagori indeks massa tubuh dan kaitannya dengan risiko kesehatan disajikan pada tabel berikut ini.
IMT
Resiko Kesehatan
19–24
minimal
25–26
rendah
27–29
sedang
30–34
tinggi
35–39
sangat tinggi
di atas 40
luar biasa tinggi
Indeks massa tubuh digunakan untuk memprediksi status gizi anak usia sekolah yaitu keadaan obesitas. Ada beberapa rumus yang dipergunakan dalam pengukuran antropometri untuk mengetahui berat ideal serta batas dari kewajaran berat seseorang. Dalam pengukuran berat badan ideal di kalangan medis dan olahraga menggunakan rumus yaitu :
Standar berat badan ideal ( Brocce Formula )
Berat Badan ideal = 90 % x ( Tinggi Badan – 100 ) atau  ( Tinggi Badan – 100 ) - 10%
Batas Kewajaran
1) Berat Badan Max  = 120 % x ( Tinggi Badan – 100 ) 2) Berat Badan Min = 80 % x ( Tinggi Badan – 100 )

Contoh :
Adi seorang siswa yang memiliki berat badan 30 kg dengan tinggi badan 132 cm. Berapakah berat badan ideal, maksimum dan minimal Adi ?
Jawab :
Dari data tes yang telah terkumpul diketahui Adi memiliki berat badan = 30 Kg dengan Tinggi badan = 132 cm.
Maka :
BB Ideal = 90% x (TB -100 )
               = 90% x ( 132 – 100 )
               = 90/100 x 32 = 28, 8 kg
Berat badan max = 120 % x (TB – 100 )
               = 120%x (132-100 )
               = 120/100 x 32 = 38,4 kg
Berat badan min = 80 % x (TB – 100 )
               = 80% x ( 132 – 100 )
               = 80/100 x 32 = 25,6 kg
Kategori : 
Kurus BBI > BB sebenarnya (-5 kg)
Gemuk BBI < BB sebenarnya (+5 kg)
Ideal BBI = BB sebenarnya

Ditulis oleh:ghany maulana
Media Belajar Diperbarui pada: Sunday, December 01, 2013

0 comments:

Terima kasih atas kunjungan anda. Media Belajar

Post a Comment