Pages

Friday, 31 October 2014

Hubungan Tegangan, Kuat Arus, dan Energi Listrik

Energi listrik dapat berubah menjadi bentuk energi lain. Untuk mengubah energi listrik menjadi energi lain diperlukan alat listrik. Setrika merupakan alat listrik yang memiliki hambatan, jika digunakan memerlukan tegangan, arus listrik, dan waktu penggunaan. Hambatan, tegangan, kuat arus, dan waktu itulah yang memengaruhi besar energi listrik. Energi listrik sebanding dengan tegangan listrik (V), kuat arus listrik (I), dan waktu (t). Secara matematis pernyataan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
W = V · I · t                                     (6.1)
Karena menurut Hukum Ohm I=V/R atau V=I.R, maka persamaan tersebut dapat diturunkan menjadi persamaan berikut. 
W=V. I. t  =V.    ( V) .t =V2. t .............(6.2)
RR
Atau

W = V · I · t = (I · R) · I · t = I2 · R · t ......... (6.3)
Keterangan:
W = energi listrik (joule)
V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus listrik (ampere)
t = selang waktu (sekon)
R = hambatan listrik (ohm)

Contoh 1
Sebuah lampu 220 volt dialiri arus listrik sebesar 5 ampere. Tentukanlah energi listrik yang timbul setelah lampu tersebut dialiri arus listrik selama:
a. 10 sekon
b. 5 menit
Jawab:
V = 220 volt
I = 5 ampere
a. t = 10 sekon
W = V · I · t
     = (220 volt) · (5 A) · (10 s)
     = 11.000 joule
b. t = 5 menit = 5 · 60 sekon = 300 sekon
W = V · I · t
     = (220 volt) · (5 A) · (300 s)
     = 330.000 joule

Contoh 2
Sebuah setrika listrik 220 volt memiliki elemen pemanas 50 ohm. Berapa energi listrik yang dihasilkan setrika tersebut selama 5 menit?
Jawab:
V = 220 volt
R = 50 ohm
t = 5 · 60 s = 300 s
W = .... ?
Dengan menggunakan Persamaan (6.2) diperoleh:
W =V2/R . t
2202 . 300
     50
= 290.400 joule

Contoh 3
Energi listrik yang dihasilkan sebuah elemen listrik dengan hambatan 5 ohm dan dialiri arus listrik selama 2 menit adalah 9.600 J. Berapa kuat arus listrik yang mengalir melalui elemen listrik tersebut?
Jawab:
R = 5 ohm
W = 9.600 J
t = 2 · 60 s = 120 s
I = .... ?
Dengan menggunakan Persamaan (6.3) diperoleh:
W = I2 · R · t ⇔ 9.600 = I2 · 5 · 120
                       ⇔ I= 9.600/600 = 16 A
                       ⇔ I   =√16 = 4 Ampere

Daya Listrik
Watt merupakan satuan daya listrik. Daya listrik adalah banyaknya energi listrik yang terpakai setiap sekonnya. Satuan daya listrik adalah watt, 1 watt = 1 joule/sekon. Secara matematis, persamaan daya listrik dinyatakan sebagai berikut.
P = W/t                                            (6.4)
Keterangan:
P = daya listrik (watt)
W = energi listrik (joule)
t = selisih waktu (sekon)

Satuan daya lainnya:
a. kilowatt (kW), 1 kW = 103 W
b. megawatt (MW), 1 MW = 106 W
Dari Persamaan (6.1) telah diketahui bahwa W = V · I · t ,sehingga daya listrik dapat juga dituliskan sebagai berikut.
P=W/t =

Contoh  1
Sebuah radio 150 watt, 220 volt dihubungkan dengan sumber tegangan listrik 220 volt selama 1 menit. Berapa banyak energi listrik yang digunakan?
Jawab:
P = 150 watt
V = 220 volt
t = 1 menit = 1 . 60 s = 60 s
W = .... ?
Dengan menggunakan Persamaan (6.4) diperoleh:
P = W/t  150 = W/60
               ⇔ W    = 150 . 60
                             = 9.000 J

Contoh 2
Sebuah sekring dipasang pada tegangan 220 volt menyebabkan arus mengalir sebesar 3 A. Berapa daya sekring tersebut?
Jawab:
V = 220 volt
I = 3 ampere
P = .... ?
Dengan menggunakan Persamaan (6.5) diperoleh:
P = V · I
    = 220 · 3
     = 660 watt

Contoh  3
Sebuah pemanas air mempunyai elemen pemanas dengan hambatan 100 ohm dialiri arus listrik sebesar 5 ampere. Berapakah daya listrik pemanas air tersebut?
Jawab:
R = 100 ohm
I = 5 ampere
P = .... ?
Dengan menggunakan Persamaan (6.6) diperoleh:
P = I2 × R
    = 52 × 100
    = 2.500 watt

Contoh 4
Sebuah lampu listrik bertuliskan 40 W, 220V. Apakah artinya?
Jawab:
Lampu bertuliskan 40 W, 220 V artinya lampu tersebut memerlukan daya 40 W atau energi 40 joule/sekon jika dipasang pada tegangan 220 volt.

Energi listrik yang digunakan di rumahmu disuplai oleh PLN. PLN menggunakan kWh meter untuk mengukur penggunaan energi listrik oleh konsumen dalam satuan kilowatt jam (kWh = kilowatt hour). Satu kWh adalah besarnya energi listrik yang digunakan selama 1 jam dengan daya listrik sebesar 1.000 watt.

Contoh
Dalam sebuah rumah terdapat 6 buah lampu 25 watt, 2 buah lampu 60 watt, sebuah radio 100 watt, dan sebuah televisi 150 watt yang dinyalakan selama 5 jam setiap harinya. Jika harga 1 kWh sebesar Rp 200,00, berapakah biaya pemakaian listrik selama 1 bulan (30 hari)?
Jawab:
Daya total alat-alat listrik adalah:
P = (6 × 25 W) + (2 × 60 W) + (1 × 100 W) + (1 × 150 W)
    = 150 W + 120 W + 100 W + 150 W
    = 520 W
Pemakaian selama 1 bulan = 5 jam × 30 hari = 150 jam.
Energi listrik selama 1 bulan adalah:
W = P × t
    = 520 watt × 150 jam
    = 78.000 watt jam (1 kWh = 1.000 watt jam)
    = 78 kWh
Jadi, biaya listrik yang harus dibayar adalah 78 kWh × Rp 200,00 = Rp 15.600,00.

Ditulis oleh:ghany maulana
Media Belajar Diperbarui pada: Friday, October 31, 2014

Tuesday, 28 October 2014

Gaya Gerak Listrik Induksi

Galvanometer merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan. Bergeraknya jarum galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar dan masuk pada kumparan menimbulkan arus listrik. Jarum galvanometer menyimpang karena adanya arus listrik yang mengalir dalam kumparan. Arus listrik ini mengalir karena timbulnya beda potensial di ujung kumparan saat kita menggerakkan kutub magnet batang masuk atau keluar dari kumparan. Beda potensial yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang menembus kumparan dinamakan gaya gerak listrik induksi atau ggl induksi.



Ggl induksi timbul ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar kumparan. Jika magnet batang terus-menerus digerakkan masuk dan keluar kumparan, jumlah garis gaya magnetik yang menembus kumparan terus berubah. Perubahan jumlah garis gaya magnetik yang menembus kumparan menyebabkan beda potensial di ujung-ujung kumparan berbeda pula. Timbulnya beda potensial di ujung-ujung kumparan menyebabkan arus listrik mengalir di dalam kumparan. Arus listrik yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan dinamakan arus induksi.

Besarnya gaya gerak listrik atau tegangan yang menimbulkan arus listrik pada percobaan Faraday sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik yang melalui kumparan. Kesimpulan tersebut jika dituliskan secara matematis adalah sebagai berikut.
Ei = - N .ΔΦ ............(8.1)
Δt
Keterangan:
N = jumlah lilitan
ΔΦ = fluks magnetik (Weber atau Wb)
Δt = perubahan waktu/selang waktu (sekon)
Ei = ggl induksi (volt)
Tanda negatif menunjukkan arah gaya gerak listrik (ggl)

Contoh

Sebuah kumparan dengan 3.000 lilitan, terjadi perubahan fluks magnetik 1.500 Wb selama selang waktu 2 sekon. Hitunglah besar ggl induksinya!
Jawab:
N = 3.000
ΔΦ = 1.500 Wb
Δt = 2 sekon
Ei = .... ?
Ei = - N .ΔΦ
Δt
Ei = - 3.000 .1.500
2
= -2,25 . 106
Jadi di dalam kumparan tersebut timbul ggl induksi sebesar 2,25 × 106 volt (tanda – menunjukkan arah ggl).

Jika jumlah lilitan dalam kumparan diperbanyak, jarum galvanometer akan menyimpang lebih jauh. Hal ini menunjukkan bahwa arus listrik induksi yang mengalir melalui kumparan meningkat dan ggl induksi bertambah besar. Selain dengan memperbanyak jumlah lilitan, ggl induksi dapat bertambah lebih besar jika kecepatan magnet yang memasuki kumparan dipercepat. Jadi, besar kecilnya ggl induksi bergantung pada tiga faktor berikut.
1. Banyaknya lilitan kumparan.
2. Kecepatan gerak keluar-masuk magnet ke dalam kumparan.
3. Kuat magnet batang yang digunakan.

Arus listrik dalam kumparan mengalir dalam dua arah, arus listrik seperti ini dinamakan arus listrik bolak-balik atau arus AC (Alternating Current). Sama halnya seperti arus listrik yang berubah-ubah, polaritas tegangan pada ujung-ujung kumparan pun ikut berubah-ubah. Tegangan yang polaritasnya selalu berubah-ubah dinamakan tegangan listrik bolak-balik.

Generator
Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik atau energi gerak menjadi energi
listrik. Generator menghasilkan arus listrik induksi dengan cara memutar kumparan di antara celah kutub utara-selatan sebuah magnet.  Ada dua jenis generator, yaitu generator arus bolak-balik yang disebut juga alternator dan generator arus searah. Perbedaan generator arus bolak-balik dengan generator arus searah hanyalah pada bentuk cincin yang berhubungan dengan kedua ujung kumparan. Pada generator arus bolak-balik (A) terdapat dua buah cincin, dengan tiap cincin berhubungan dengan tiap ujung kumparan. Pada generator arus searah (B) hanya terdapat sebuah cincin yang terbelah di tengahnya yang dinamakan cincin belah atau komutator.  

1. Generator Arus Bolak-Balik
Ujung-ujung kumparan yang berada di dalam medan magnetik terhubung pada cincin 1 dan cincin 2 yang ikut berputar jika kumparan diputar. Cincin-cincin tersebut terhubung dengan sikat karbon A dan B. Kedua sikat karbon ini tidak ikut berputar bersama cincin dan kumparan. Ketika kumparan berputar, terjadi arus listrik induksi pada kumparan. Arus induksi ini mengalir melalui sikat karbon sehingga lampu menyala. Saat posisi kumparan tegak lurus terhadap arah medan magnetik, arus induksi berhenti mengalir sehingga lampu padam. Beberapa saat setelah kumparan melanjutkan putarannya, arus listrik induksi kembali mengalir dalam kumparan tetapi dengan arah yang berbeda sehingga lampu kembali menyala.
2. Generator Arus Searah
Generator arus searah hanya memiliki satu cincin yang terbelah di tengahnya yang dinamakan komutator. Salah satu belahan komutator selalu berpolaritas positif dan belahan komutator lainnya berpolaritas negatif. Hal ini menyebabkan arus listrik induksi yang mengalir hanya memiliki satu arah saja, yaitu dari komutator berpolaritas positif menuju sikat karbon, lampu, dan kembali ke komutator berpolaritas negatif. Arus listrik yang mengalir dalam satu arah saja dinamakan arus listrik searah atau direct current (DC). 

Generator terdapat dua bagian. Bagian yang pertama dinamakan rotor, yaitu bagian-bagian generator yang bergerak, seperti kumparan dan cincin konduktor. Bagian yang kedua dinamakan stator, yaitu bagian-bagian generator yang tidak bergerak, seperti magnet dan sikat. Contoh generator sederhana adalah dinamo sepeda. Dinamo sepeda mengandung kumparan kawat yang berputar di antara dua magnet. Ketika berputar, roda sepeda akan memutar kumparan di antara dua magnet tetap.

Transformator
Transformator terdiri atas pasangan kumparan primer dan sekunder yang terpisah dan dililitkan pada inti besi lunak yang terbuat dari plat besi yang disusun berlapis-lapis. Transformator biasanya digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik arus AC. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membedakan jumlah lilitan dari kumparan primer dan kumparan sekunder. Pada transformator, perbandingan tegangan sama dengan perbandingan banyaknya lilitan. Secara matematis hubungan antara tegangan dan banyaknya lilitan dituliskan sebagai berikut.
Vp  =Np .............(8.2)
VsNs
Keterangan:
Vp = tegangan pada kumparan primer
Vs = tegangan pada kumparan sekunder
Np = banyaknya lilitan kumparan primer
Ns = banyaknya lilitan kumparan sekunder
Dari Persamaan (8.2) dapat dikatakan bahwa besarnya tegangan berbanding lurus dengan banyaknya lilitan. Jika besarnya tegangan dan kuat arus listrik pada kumparan primer dinyatakan dengan Vp dan Ip, maka besar daya listrik pada kumparan primer (Pp) adalah sebagai berikut,
Pp = Vp ⋅ Ip ......... (8.3)
Jika besarnya tegangan dan kuat arus listrik pada kumparan sekunder dinyatakan dengan Vs dan Is, maka besar daya listrik pada kumparan sekunder (Ps) adalah sebagai berikut.
Ps = Vs ⋅ Is ......... (8.4)
Berdasarkan tegangan listrik yang dihasilkan, trafo dibedakan menjadi dua macam, yaitu trafo step up dan trafo step down. Trafo step up adalah trafo yang menghasilkan tegangan arus AC lebih tinggi. Ciri-ciri trafo step up adalah sebagai berikut.
a. Np < Ns
b. Vp < Vs
c. Ip > Is
Trafo step down adalah trafo yang menghasilkan tegangan arus AC lebih rendah. Ciri-ciri trafo step down adalah sebagai berikut.
a. Np > Ns
b. Vp > Vs
c. Ip < Is
Pada transformator ideal, efisiensi transformator dapat dianggap 100%, hal ini berarti daya yang hilang dalam transformator dapat diabaikan sehingga daya listrik pada kumparan primer dapat diteruskan seluruhnya menuju kumparan sekunder. Dengan pengertian tersebut dapat diperoleh:
Pp = Ps ⇔ Vp ⋅ Ip = Vs ⋅ Is ......... (8.5)
Sehingga hubungan antara besarnya tegangan dan besarnya arus listrik dapat dituliskan sebagai berikut.
Vp  =Is .............(8.6)
VsIp
Perbandingan tegangan pada Persamaan (8.6) sama dengan perbandingan tegangan pada Persamaan (8.2) sehingga hubungan antara arus listrik dengan banyaknya lilitan dapat diperoleh sebagai berikut.
Np  =Is .............(8.7)
NsIp

Contoh
Sebuah radio memerlukan tegangan 9 volt dari catu daya 220 volt.
a. Jika kumparan primer trafo memiliki 440 lilitan, berapakah jumlah lilitan yang dimiliki kumparan sekunder?
b. Jika arus 110 mA mengalir melalui radio, berapakah arus yang ditarik dari catu daya 220 volt?
Jawab:
a. Dengan menggunakan Persamaan (8.2) diperoleh:
Vp  =Np  220V  =440 
VsNs9VNs
Vp  =n ⇔ Ns=9V  x440
Vsnn220V
                             = 18
Jadi jumlah lilitan kumparan sekunder adalah 18 lilitan.
b. Dengan menggunakan Persamaan (8.6) diperoleh:
Vp  =Ip 220V  =110mA
VsIs9VIp

  =
 ⇔ Ip=9V x110mA


220V
                            = 4,5 mA
Jadi arus yang mengalir pada kumparan primer adalah 4,5 mA.

Perbandingan antara daya listrik yang keluar dari transformator dan daya listrik yang masuk ke transformator disebutefisiensi transformator. Nilai efisiensi transformator dinyatakan dalam persentase. Efisiensi transformator dapat dinyatakan sebagai berikut.
 Î· =V. Is x 100%..........(8.9)
V. Ip
Keterangan:
η = efisiensi transformator
Vs = tegangan sekunder (volt)
Vp = tegangan primer (volt)
Is = arus pada kumparan sekunder (ampere)
Ip = arus pada kumparan primer (ampere)
Contoh
Sebuah transformator menghasilkan daya sebesar 180 watt. Berapakah efisiensi transformator tersebut jika daya masukannya sebesar 200 watt?
Jawab:

Dengan menggunakan Persamaan (8.8) diperoleh:
 Î· =P x 100 %
Pp
 Î· =180 x 100 = 90%
200

Jadi efisiensi transformator tersebut adalah 90%.

Ditulis oleh:ghany maulana
Media Belajar Diperbarui pada: Tuesday, October 28, 2014

Lari Jarak Pendek

Atletik merupakan olahraga yang tertua. Sejak zaman dahulu manusia sudah mengenal olahraga, yaitu berlari, berburu, lempar lembing, dan lain-lain. Olahraga atletik berkembang menjadi cabang olahraga lainnya sehingga atletik disebut mother of sport, yaitu ibu dari segala cabang olahraga lainnya. Pada zaman Yunani Kuno, juga diadakan dengan tujuan mencari orang yang terkuat, tercepat, dan tertinggi (portius, atletis, sitius). Atletik diperlombakan di Olimpiade modern tahun 1896 di kota Athena Yunani.

Di Indonesia, atletik dipertandingkan pertama kali pada PON ke-1 di Solo tahun 1948. Atletik meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar. Dari beberapa cabang olahraga lari, lompat, dan lempat ini masih dipecahkan lagi dalam beberapa kategori nomor. Misalnya, dalam cabang olahraga lari dibagai menjadi 3 nomor, yaitu nomor lari jarang pendek, lari jarak menengah, dan lari jarak jauh dan sebagainya. Biasanya, cabang atletik ini dilakukan di sebuah lapangan yang disebut track and fields atau lintasan dan lapangan.
Lari adalah gerakan melangkah dengan kecepatan tinggi. Nomor-nomor dalam lari terdiri atas:
1. Lari jarak pendek:
  • putra: 100 m, 200 m, dan 400 m
  • putri: 100 m, 200 m, dan 400 m
2. Lari jarak menengah:
  • putra: 800 m, 1.500 m, 3.000 m (special chosse)
  • putri: 800 m, 1.500m, 3.000 m
3. Lari jarak jauh putra: 5.000 m, 10.000 m
4. Jalan cepat:
  • putra: 10 km, 20 km
  • putri: 5 km, 10 km
5. Lari estafet:
  • putra: 4 × 100 m, 4 × 400 m
  • putri: 4 × 100 m, 4 × 400 m
6. Lari gawang:
  • putra: 110 m, 400 m
  • putri: 100 m, 400 m
7. Lari maraton putra/putri: 42,195 km
1. Teknik Dasar Lari Jarak Pendek
Aba-aba bersedia, badan dibungkukkan, kedua tangan diletakkan di belakang garis start. Aba-aba siap, lutut diangkat, kedua kaki sedikit bergerak, pandangan ke depan pendek. Aba-aba yaa atau bunyi pistol, secara refleks bertolak ke depan.
  1. Sikap melangkah, Kaki diangkat lalu ditekuk secara bergantian, kaki digerakkan ke depan, jari-jari kaki sempit.
  2. Sikap badan, Sikap badan bergerak ke depan, kaki menumpu dan mendorong pinggul ke depan.
  3. Sikap tangan, Kedua tangan mengayun mengimbangi gerakan kedua kaki.
  4. Pandangan, Pandangan ke arah depan ± 10 m.
2. Start
Start dalam nomor lari terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Start berdiri (standing start)
Start berdiri digunakan dalam lari jarak menengah dan jarak jauh.
b. Start melayang (flying start)
Start melayang digunakan oleh pelari II, III, dan IV lari dalam lari estafet 4 × 100 m.
c. Start jongkok (cruched start)
Start jongkok digunakan dalam lari jarak pendek.
Start jongkok terbagi menjadi 3 macam start, yaitu:
  • Start pendek (bunch start)
  • Start menengah (medium start)
  • Start panjang (long start)
Cara melakukan start jongkok:
  • Lutut kaki belakang diletakkan pada ujung kaki yang di depan dengan jarak satu kepal tangan.
  • Kedua lengan lurus sejajar dengan bahu. Telapak tangan (jari-jari) letakkan di belakang garis start.
  • Pandangan lurus ke depan lintasan.
  • Berat badan berada di kedua tangan. Pada saat aba-aba, ya memindahkan gerak ke depan. Aba-aba start: bersedia, siap, ya! (bunyi pistol/peluit). Secara refleks melesat bertolak ke depan.
3. Teknik Lari
Teknik lari dilakukan dengan cara:
  • Langkah atau gerakan kaki selebar dan secepat mungkin.
  • Pendaratan kaki pada ujung telapak kaki.
  • Sikap badan condong ke depan.
4. Akhir Lari/Finis
Finis adalah penyelesaian akhir lari. Ada 3 macam cara untuk masuk finis, yaitu:
  • Lari terus tanpa berhenti tanpa mengurangi kecepatan.
  • Pada saat menyentuh pita dada dicondongkan ke depan dan kedua tangan diayun ke belakang.
  • Pada saat menyentuh bola, dada diputar dengan ayunan tangan ke depan.

Ditulis oleh:ghany maulana
Media Belajar Diperbarui pada: Tuesday, October 28, 2014

Monday, 27 October 2014

Masalah Sosial di Lingkungan Setempat

Masalah sosial merupakan permasalahan yang terjadi di masyarakat. Masalah sosial merupakan suatu keadaan di masyarakat yang tidak normal atau tidak semestinya. Masalah sosial harus dipecahkan atau diatasi secara bersama-sama. Seorang warga tidak bisa menyelesaikan seorang diri. Contoh-contoh masalah sosial di lingkungan tempat tinggal kita, misalnya masalah kependudukan, keamanan, sampah, kebakaran, pencemaran lingkungan, rusaknya atau buruknya fasilitas umum, ketidaktertiban dan ketidakdisiplinan, pemborosan energi, dan kelangkaan barang kebutuhan.

1. Masalah-masalah kependudukan
Persebaran penduduk yang tidak merata
Penduduk yang tinggal di wilayah negara kita tidak merata. Ada daerah yang sangat padat, namun ada juga daerah yang sangat jarang penduduknya. Provinsi DKI Jakarta sangat padat. Menurut sensus tahun 2000, setiap satu kilometer persegi didiami lebih dari dua belas ribu orang. Berbeda dengan Provinsi Kalimantan Barat yang hanya ada 27 orang yang mendiami wilayah seluas satu kilometer persegi. Untuk mengatasi persebaran penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi. Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:
  • Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
  • Peningkatan taraf hidup transmigran.
  • Pengolahan sumber daya alam.
  • Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
  • Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
  • Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
  • Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.
Jumlah penduduk yang begitu besar
Indonesia menduduki urutan keempat negara terbanyak jumlah penduduk setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 adalah 205,8 juta jiwa. Ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
  • Pemerintah harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
  • Penyediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi, oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk mengatasi masalah ini.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Jumlah penduduk akan terus bertambah, hal ini disebabkan oleh angka kelahiran lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan keluarga kecil. Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera. Dua tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
  • Menurunkan angka kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan peningkatan produksi.
  • Meningkatkan kesehatan ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
Kualitas pendidikan rendah
Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Ini mempengaruhi kualitas atau mutu penduduk Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang tinggi dan tidak meratanya pendidikan di Indonesia. Masyarakat Indonesia kurang memiliki keahlian dan keterampilan dalam bekerja. Akibatnya, masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan yang bagus. Untuk mengatasi kualitas pendidikan yang rendah dapat dilakukan dengan cara :
  • mencanangkan program wajib belajar 9 tahun sejak Mei 1994;
  • mengadakan proyek belajar jarak jauh (Universitas Terbuka);
  • memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi;
  • mencanangkan program orang tua asuh;
  • melaksanakan Kejar Paket A(setara SD), B (setara SMP), dan C (setara SMA).
Rendahnya pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita artinya rata-rata pendapatan penduduk setiap tahun. Pendapatan per kapita penduduk Indonesia masih rendah. Rendahnya pendapatan per kapita rendah berkaitan erat dengan banyaknya masyarakat miskin. Untuk mengatasi masalah rendahnya pendapatan per kapita dapat dilaukuan dengan cara sebagai berikut :
  • Membuka lapangan kerja baru dan memperluas lapangan kerja.
  • Pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja.
  • Meningkatkan taraf pendidikan bagi penduduk.
  • Merangsang kemauan berwiraswasta.
Tingginya tingkat ketergantungan
Penduduk yang tidak tidak bekerja disebut penduduk yang tidak produktif. Biasanya penduduk yang tidak bekerja adalah yang telah berusia lanjut atau masih anak-anak dan remaja. Mereka ini disebut usia nonproduktif. Penduduk nonproduktif menggantungkan hidupnya pada penduduk produktif (bekerja). Karena usia nonproduktif tinggi, maka tingkat ketergantungan di Indonesia cukup tinggi.

Kepadatan penduduk
Tingginya kepadatan penduduk menyebabkan masalah-masalah sosial seperti pengangguran, kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya tindak kejahatan, pemukiman kumuh, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dan sebagainya. Upaya untuk mengatasi kepadatan penduduk antara lain sebagai berikut.
  • Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana. 
  • Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
  • Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9 tahun.
2. Tindak kejahatan
Kriminalitas atau tindak kriminal segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut seorang kriminal. Tindak kejahatan pencurian dan perampokan sering disebakan oleh masalah kemiskinan dan pengangguran. Korupsi sebenarnya tak jauh beda dengan mencuri. Yakni mencuri sesuatu yang bukan haknya dengan cara-cara tertentu. Uang atau barang yang telah dipercayakan untuk dikelola diambil untuk kepentingan dirinya. Aparat keamanan, terutama polisi harus mampu memberantas tindak kejahatan. Masyarakat diharapkan membantu polisi.
  
Ada beberapa cara untuk mengatasi tindak kriminal, diantaranya sebagai berikut :
  • Mengenakan sanksi hukum yang tegas dan adil kepada para pelaku kriminalitas untuk memberikan efek jera kepada para pelaku agar tidak mengulangi kembali tindakannya
  • Mengaktifkan peran serta orang tua dan lembaga pendidikan dalam mendidik anak. Hal ini merupakan dari pencegahan (preventif) untuk mencegah terjadinya tindakan kriminal dan mencegah menjadi pelaku tindakan kriminal.
  • Selektif terhadap budaya asing agar tidak merusak nilai budaya bangsa sendiri. Karena setiap budaya luar belum tentu baik untuk budaya kita.
  • Menjaga kelestarian nilai norma dalam masyarakat dimulai sejak dini melalui pendidikan, seperti sekolah , pengajian dan organisasi masyarakat.
  • Melakukan pelatihan atau kursus keahlian bagi para pelaku tindak kriminal agar memiliki keterampilan yang dapat dilakukan untuk mencari lapangan pekerjaan.
3. Pengangguran
Pengangguran adalah orang dewasa yang tidak bekerja dan tidak mendapatkan penghasilan.  Orang yang tidak bekerja biasa disebut tuna karya. Jumlah pengangguran semakin banyak karena jumlah lulusan sekolah lebih banyak dari pada jumlah lapangan pekerjaan. Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang tinggi membuat Indonesia harus menghadapi permasalahan tenaga kerja berupa tingginya tingkat pengangguran. Jumlah tenaga kerja usia produktif yang tinggi tidak diimbangi dengan jumlah ketersediaan lapangan pekerjaan. Selain itu para pengusaha dihadapkan pada persoalan kenaikan tarif listrik dan harga bahan bakar minyak yang mahal. Hal itu menyebabkan banyaknya perusahaan yang tutup dan bangkrut, atau setidaknya mengurangi jumlah karyawannya.Pengangguran dapat menimbulkan permasalahan sosial lainnya. Seperti kemiskinan, kejahatan, perjudian, kelaparan, kurang gizi. 

4. Kemiskinan
Semakin banyak dan semakin lama orang menganggur menyebabkan kemiskinan. Orang yang miskin tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya seperti pangan, sandang dan papan. Kemiskinan dapat menyebabkan berbagai permasalahan sosial yang lain, seperti kejahatan, kelaparan, putus sekolah, kurang gizi, rentan penyakit dan stress. Kemiskinan bisa disebabkan oleh dua hal. Yakni dari dalam diri seseorang (internal) dan faktor dari luar (eksternal). Faktor internal antara lain karena pendidikan yang rendah, tidak memiliki keterampilan dan karena sifat malas. Sedangkan faktor eksternal antara lain disebabkan oleh kondisi ekonomi negara yang buruk, harga-harga melambung tinggi dan kurangnya perhatian pemerintah.

4. Pertikaian
Pertikaian bisa disebabkan banyak hal, antara lain karena salah paham, emosi yang tidak terkendali atau karena memperebutkan sesuatu. Sesuatu yang diperebutkan dapat berupa suatu prinsip, seseorang atau suatu barang. Pertikaian dapat terjadi di dalam suatu keluarga atau di masyarakat. Suatu pertikaian bahkan dapat menimbulkan korban jiwa. Masyarakat tidak aman dan nyaman. Pertikaian yang terjadi di keluarga juga dapat menyebabkan suasana tidak tenang dan tenteram. Sering di beberapa daerah terjadi pertikaian antar kampung baru-baru ini. Pertikaian dapat dicegah dengan memiliki semangat Bhineka Tunggal Ika, dalam menghadapi konflik akan tetap mengedepankan persatuan dan kesatuan, dan musyawarah – mufakat.

5. Kenakalan remaja
Salah satu bentuk kenakalan remaja adalah kebut-kebutan di jalan raya. Kebut-kebutan bagi mereka sendiri sangat berbahaya yakni dapat menimbulkan kecelakaan. Di samping itu juga mengganggu dan membahayakan orang lain. Kenakalan remaja dapat berbentuk lain seperti coret-coret dinding di jalan, berdandan yang tidak semestinya. Penyebab kenakalan remaja antara lain sebagai berikut :
  • Kurangnya perhatian dari orang tua
  • Pengaruh lingkungan pergaulan
  • Kurang mantapnya kepribadian diri
  • Jauh dari kehidupan beragama
6. Perilaku tidak disiplin
Dalam hidup sehari-hari kita menjumpai banyak sekali perilaku tidak disiplin. Kita ambil contoh keadaan di jalan raya. Salah satu penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas adalah perilaku tidak disiplin. Contoh perilaku tidak disiplin di jalan raya antara lain sebagai berikut.
  • Menjalankan kendaraan melawan arus. Hal ini umumnya dilakukan pengendara sepeda motor.
  • Mengendarai sepeda motor di tempat yang bukan semestinya, misalnya di trotoar dan jalur cepat.
  • Pengandara mobil yang parkir sembarangan.
  • Angkot dan bis sering berhenti di sembarang tempat untuk menaikkan atau menurunkan penumpang.
  • Pejalan kaki menyebrang jalan meskipun rambu untuk pejalan kaki menyala merah. Banyak juga pejalan kaki yang menyeberang bukan pada tempat semestinya.
7. Masalah sampah
Masyarakat yang tinggal di kota atau di daerah padat penduduk menghasilkan banya sekali sampah. Sampah segera menumpuk jika tidak segera diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Dinas Kebersihan, memikul tanggung jawab dalam mengelola sampah. Sampah yang menumpuk menimbulkan bau tidak sedap. Sampah yang ditumpuk dapat menjadi sumber berbagai penyakit menular. Misalnya, muntah berak (muntaber), penyakit kulit, paru- paru, dan pernapasan. Untuk mengatasi masalah sampah dapat dilakukan dengan cara mendaur ulang sampah. Sampah Organik dan non organik dipisahkan.
8. Kelangkaan barang-barang kebutuhan 
Kelangkaan barang-barang kebutuhan sehari-hari meresahkan masyarakat. Oleh karena itu, kelangkaan barang-barang termasuk masalah sosial. Selain kelangkaan barang, kenaikan harga sembako juga menjadi masalah yang sering terjadi di masyarakat. Pemerintah mempunyai tugas memastikan bahwa persediaan barang-barang kebutuhan sehari-hari cukup.

Masalah sosial yang satu menjadi penyebab munculnya masalah sosial lainnya. Bahkan ada yang saling timbal balik. Misalnya orang bisa bodoh karena tidak punya biaya atau miskin. Dan orang yang miskin juga bisa karena bodoh. Biasanya penyandang masalah sosial tidak hanya memiliki satu masalah. Masalah sosial dapat membentuk lingkaran masalah yang rumit sehingga juga sulit dipecahkan. Lembaga-lembaga dari PBB seperti UNESCO, UNICEF dan WHO memberikan bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.


Upaya Mengatasi Masalah Sosial
1. Pemberian kartu askes
Kartu Askes (Asuransi Kesehatan) diberikan kepada keluarga miskin. Kartu Askes kadang disebut Askeskin (Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin). Dengan kartu Askes. keluarga miskin dapat berobat di rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
2. Pemberian beras untuk masyarakat miskin (Raskin)
Raskin merupakan program pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah. Dengan raskin diharapkan masyarakat yang termasuk keluarga miskin dapat memenuhi kebutuhan pangannya.
3. Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
BOS diberikan kepada siswa-siswi sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan. Sekarang juga sudah dilakukan program BOS buku. Yakni program penyediaan buku pelajaran bagi siswa sekolah. Dengan BOS buku diharapkan orang tua tidak lagi dibebani biaya membeli buku pelajaran untuk anaknya yang sekolah.
4. Sekolah terbuka
Sekolah terbuka merupakan sekolah yang waktu belajarnya tidak terlalu padat dan terikat. Sekolah terbuka diperuntukkan bagai siswa yang kurang mampu. Dengan sekolah terbuka siswanya dapat sekolah meskipun sudah bekerja.
5. Program pendidikan luar sekolah
Pendidikan luar sekolah biasanya berupa kursus-kursus seperti menjahit, perbengkelan ataupun komputer. Pemerintah mengadakan program pendidikan luar sekolah agar anak-anak yang tidak sekolah atau putus sekolah dapat tetap memiliki ilmu dan ketrampilan.
6. Pemberian Bantuan  Langsung Tunai  (BLT)
BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan. BLT merupakan dana kompensasi/pengganti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
7. Pemberian bantuan modal usaha
Bantuan modal usaha diberikan kepada masyarakat miskin yang akan mengembangkan atau memulai suatu usaha. Biasanya untuk usaha kecil dan menengah. Bantuan modal usaha ini adalah dalam rangka mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

Hambatan Dalam Mengatasi Masalah Sosial

  • Berbagai bantuan dari pemerintah kadang-kadang tidak tepat sasaran. Contohnya orang yang mampu mendapat bantuan sedangkan yang miskin tidak mendapat bantuan.
  • Program yang dilakukan tidak merata ke seluruh daerah.
  • Kurang disiplinnya petugas dalam menyalurkan bantuan pemerintah.
  • Terdapat pihak-pihak yang menyalahgunakan bantuan dari pemerintah maupun luar negeri.
  • Kurang kerja sama dari masyarakat yang mengalami masalah sosial terhadap pemerintah.
  • Penyuluhan maupun pelatihan keterampilan yang diberikan kepada masyarakat kadang-kadang tidak ditanggapi sebagaimana mestinya.
  • Ada pihak-pihak yang kurang peduli dalam masalah-masalah bantuan sosial.
Soal UH Masalah Sosial

Ditulis oleh:ghany maulana
Media Belajar Diperbarui pada: Monday, October 27, 2014

Sunday, 26 October 2014

Negara Berkembang dan Negara Maju

Negara Berkembang dan Negara Maju. Pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya ke arah yang lebih baik lagi. Setiap negara memiliki potensi untuk maju dan berkembang. Suatu negara yang kaya akan sumber daya alam, seperti Indonesia, belum tentu dikategorikan sebagai negara maju. Pada hakikatnya keberhasilan suatu pembangunan merupakan hasil dukungan dari tiga unsur yang saling memengaruhi, yaitu: ilmu pengetahuan; teknologi; dan sumber daya alam. Ketiga unsur tersebut tidaklah berdiri sendiri tanpa adanya dukungan sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan. Keberhasilan dalam menggabungkan keempat unsur tersebut dapat menjadi sebuah ukuran perkembangan sebuah negara.  

Walt Whitman Rostow dalam karya bukunya yang berjudul Stages of Economic Growth (1960) merumuskan lima tahapan perkembangan perekonomian sebuah negara, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap Masyarakat Tradisional (Traditional Society Stage). Dicirikan dengan:
  1. Kondisi masyarakat yang belum produktif;
  2. Cara berproduksi dan pola perekonomian yang dijalankan masih tradisional;
  3. Sistem dan pola kerja yang telah ada masih bersifat tradisi/turun temurun;
  4. Perekonomian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (belum berorientasi pasar); dan
  5. Mata pencaharian masyarakat di sektor pertanian.
b. Tahap Prakondisi Lepas Landas (Precondition for Take Off Stage). Dicirikan dengan:
  1. Terjadi perubahan pola kerja dan sistem di segala bidang, baik sosial, ekonomi, budaya, dan politiknya;
  2. Sudah mengenal dan menggunakan teknologi untuk lebih produktif dan efisien;
  3. Sudah muncul kesadaran menabung yang lebih produktif di lembaga-lembaga keuangan; serta
  4. Kegiatan perekonomian terus bergerak ke arah kemajuan.
c . Tahap Lepas Landas (Take Off Stage). Dicirikan dengan:
  1. Semakin berkembangnya usaha-usaha produksi;
  2. Terciptanya berbagai pembaruan yang lebih produktif dan efisien di segala bidang;
  3. Sektor produksi merupakan sektor dominan yang memacu pertumbuhan ekonomi; serta
  4. Semakin meningkatnya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
d. Tahap Gerak Menuju Kematangan (Drive for Maturity Stage). Dicirikan dengan:
  1. Sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang terus menerus;
  2. Penggunaan teknologi modern pada masyarakat semakin meluas;
  3. Semakin mantapnya struktur ekonomi negara;
  4. Negara mampu menginvestasikan pendapatan nasionalnya; serta
  5. Industri modern semakin berkembang, terutama industri yang padat modal.
e. Tahap Konsumsi Massa Tinggi (Age of High Mass Consumption Stage). Dicirikan dengan:
  • Semakin meningkatnya pendapatan masyarakat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hingga pada tingkat pemenuhan kebutuhan sekunder bahkan tersier; dan
  • Perkembangan industri mencapai tahap tertinggi dengan kemampuan sumber daya manusia yang sudah mencapai taraf ahli.
Karakteristik Negara Berkembang
Negara berkembang sering disebut negara dunia kedua dan dunia ketiga. Negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup dalam taraf rendah atau sedang dalam perkembangan. Penggunaan kata berkembang berbeda dengan kata tidak berkembang. Suatu negara disebut tidak berkembang jika memangtidak mempunyai potensi untuk berkembang, misalnya negara-negara di gurun gersang yang tidak memiliki sumber daya untuk melakukan pembangunan. Kata ”berkembang” berarti bahwa negara-negara tersebut sedang mengalami proses pembangunan menuju kemajuan.  Indonesia dikategorikan sebagai negara berkembang. Dengan demikian, paling tidak kamu sudah memiliki gambaran tentang ciri-ciri negara berkembang.

Ciri-ciri negara berkembang:
1) Pendapatan per Kapita yang Rendah
Ciri utama negara berkembang adalah rendahnya pendapatan per kapita penduduknya. Menurut Bank Dunia, negara berkembang yang berpendapatan menengah ke bawah yaitu antara US$876–3,465. Negara berkembang yang berpendapatan menengah tinggi, yaitu antara US$3,466– 10,275. Berikut ini daftar pendapatan per kapita beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia.
No.
Negara
Pendapatan Per Kapita (US$)
1.
Thailand
9,100
2.
Kolombia
8,400
3.
Cina
7,600
4.
Maroko
4,400
5.
Mesir
4,400
6.
Indonesia
3,800
Rendahnya pendapatan per kapita mempengaruhi standar hidup di negara berkembang. Standar hidup yang rendah terlihat dari masih banyaknya masyarakat miskin yang hidup di permukiman kumuh. Mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari secara layak. Mereka tinggal di gubuk berukuran kecil, tanpa sarana listrik, air, dan sanitasi.

2) Rendahnya Akumulasi Modal
Rendahnya tingkat pendapatan di negara berkembang menyebabkan masyarakat sulit mengumpulkan tabungan. Padahal, akumulasi tabungan masyarakat merupakan sumber modal bagi kegiatan investasi. Tidak mengherankan apabila kurangnya modal sering menjadi hambatan bagi proses pembangunan di negara-negara berkembang. Sebagai jalan keluarnya, negara berkembang meminjam modal dari negara maju. Hal ini berakibat tingginya ketergantungan ekonomi terhadap negara maju.

3) Perekonomian Mengandalkan Sektor Primer
Perekonomian di negara berkembang masih mengandalkan sektor-sektor primer seperti pertanian, kehutanan, pertambangan, dan perikanan. Sektor ini masih mengandalkan kekayaan alam. Kegiatan di sektor industri pengolahan dan jasa masih sangat kurang. Hal ini karena teknologi produksi yang dikuasai masih rendah dan hanya mengandalkan caracara tradisional untuk mengolah sumber daya yang ada.

4) Masih Tingginya Tingkat Pengangguran
Kondisi perekonomian yang belum berkembang menyebabkan sempitnya lapangan kerja sehingga tingkat pengangguran di negara berkembang cukup tinggi. Jenis pengangguran yang ditemui di negara berkembang adalah setengah pengangguran dan pengangguran terselubung.

5) Tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk
Kondisi kependudukan di negara berkembang ditandai dengan tingkat kelahiran dan tingkat kematian bayi yang tinggi. Tingkat kelahiran yang tinggi ini dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran tentang perencanaan keluarga, pernikahan usia dini, terbatasnya peran wanita dalam dunia kerja, dan kepercayaan bahwa banyak anak banyak rezeki. Sayangnya, tingginya tingkat kelahiran tidak didukung dengan fasilitas kesehatan yang memadai sehingga angka kematian bayi juga tinggi. Komposisi penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun relatif besar sehingga menjadi beban bagi penduduk produktif.

6) Rendahnya Tingkat Kesehatan dan Pendidikan
Terbatasnya fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi pembangunan sumber daya manusia. Pemerintah belum mampu menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan secara merata bagi seluruh masyarakat. Rendahnya tingkat pendapatan masyarakat dan tingginya biaya pendidikan menyebabkan keluarga tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka.  

7) Budaya Masyarakat yang Belum Mendukung Kemajuan
Kualitas sumber daya manusia suatu negara tidak terbatas pada tingkat pendidikan saja, tetapi juga meliputi kebudayaan mereka, sikap terhadap pekerjaan, dan keinginan untuk memperbaiki diri. Budaya masyarakat di negara berkembang masih belum menunjang ke arah kemajuan pembangunan. Misalnya, kurang profesional dalam bekerja, kurang berdisiplin, korupsi dan senang mencari jalan termudah untuk meraih keinginan.

8) Rendahnya Penguasaan Teknologi
Tingkat penguasaan teknologi di negara berkembang masih rendah sehingga output produk yang dihasilkan juga lebih rendah dibandingkan negara maju. Cara-cara atau metode produksi masih bersifat tradisional. Teknologi pertanian merupakan warisan dari nenek moyang. Misalnya, tanah dibajak dengan tenaga hewan, penanaman bibit dan pemanenannya masih menggunakan tangan.

Karakteristik Negara Maju
Negara maju adalah negara yang menikmati standar hidup relatif tinggi melalui pemerataan kemajuan teknologi dan ekonomi. Penduduk di negara maju memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang tinggi. Istilah negara maju (developed country atau advanced country) digunakan untuk mengelompokkan negara-negara yang maju secara ekonomi. Sektor industri ketiga (jasa seperti distribusi barang) dan sektor industri keempat (bisnis jasa atau service seperti bisnis informasi dan komunikasi) yang bersifat intelektual mendominasi kegiatan ekonominya. Inggris, Jerman, Amerika Serikat,  Jepang, Australia, dan Selandia Baru contoh negara yang maju.

Ciri-ciri negara maju:
1) Pendapatan per Kapita yang Tinggi
Pendapatan per kapita menunjukkan pendapatan yang dicapai rata-rata penduduknya selama satu tahun.  Pendapatan per kapita yang tinggi menggambarkan standar hidup yang baik pula. Menurut Bank Dunia, kriteria pendapatan per kapita untuk negara maju adalah di atas US$10,726 per tahun.  Berikut ini daftar beberapa negara maju dengan pendapatan per kapitanya.
No.
Negara
Pendapatan Per Kapita (US$)
1.
Amerika Serikat 
43,500
2.
Kanada 
35,200
3.
Australia 
32,900
4.
Belanda 
31,700
5.
Inggris 
31,400
6.
Selandia Baru 
26,600
Pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju biasanya relatif stabil. Kestabilan ini karena mereka memiliki modal-modal pembangunan yang mendukung. Misalnya, kemudahan memperoleh modal untuk mengembangkan usaha. Kemajuan ekonomi di negara maju didukung oleh ketersediaan modal untuk melakukan kegiatan ekonomi. Tingginya pendapatan masyarakat dan kebiasaan berinvestasi menghasilkan kumpulan modal. Selain ditanamkan dalam usaha di dalam negeri, mereka juga melakukan investasi di negara-negara berkembang.

2) Kegiatan Ekonomi Utama di Sektor Industri dan Jasa
Mata pencaharian utama masyarakat di negara maju adalah bidang industri dan jasa. Contoh bidang industri adalah industri mobil, elektronik, alat-alat berat, pesawat terbang, dan makanan jadi. Contoh bidang jasa yaitu jasa keuangan, pendidikan, hiburan, dan konsultan.

3) Rendahnya Tingkat Pengangguran
Ciri di bidang ekonomi lainnya adalah rendahnya tingkat pengangguran. Hal ini karena seluruh sumber ekonomi bisa dimanfaatkan dengan maksimal. Pengangguran yang umum terjadi di negara maju adalah pengangguran friksional, yaitu pengangguran yang terjadi karena peralihan tenaga kerja dari pekerjaan satu ke pekerjaan lain. Para penganggur di negara maju mendapatkan jaminan sosial dari pemerintah.

4) Rendahnya Laju Pertumbuhan Penduduk
Ciri kependudukan di negara maju adalah rendahnya laju pertumbuhan penduduk. Hal ini ditandai oleh rendahnya angka kelahiran dan rendahnya angka kematian bayi. Keadaan ini ditunjang oleh tingginya kesadaran tentang perencanaan keluarga, kemajuan fasilitas kesehatan, penundaan usia nikah, dan tingginya partisipasi wanita dalam dunia kerja. Dampak positif rendahnya laju pertambahan penduduk yaitu rendahnya beban penduduk golongan produktif atas penduduk golongan tidak produktif.

5) Tingginya Tingkat Pendidikan
Hampir seluruh penduduk bisa membaca dan menulis (melek huruf). Pemerintah mampu memberikan jaminan pendidikan dasar gratis kepada seluruh lapisan masyarakat. Fasilitas pendidikan di negara maju juga tersedia lengkap. Sistem pendidikan yang digunakan lebih menekankan pada kecakapan hidup dan kemandirian peserta didik untuk mengembangkan potensinya.

6) Menjunjung Tinggi Kedisiplinan, Kesetaraan Gender, dan Menghargai Waktu
Menjunjung tinggi etika, kejujuran, disiplin, mau bertanggung jawab, menghormati hak warga negara lain, profesional dalam bekerja, suka bekerja keras, dan menghargai waktu. Dengan sikap-sikap tersebut, mereka mampu mengoptimalkan sumber daya untuk menjalankan pembangunan.  

7) Pesatnya Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sikap masyarakat yang tidak menerima segala sesuatu apa adanya dan cenderung mengedepankan rasionalitas mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara maju memiliki ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu. Para ilmuwan ini diberi fasilitas, seperti laboratorium lengkap dan standar gaji tinggi sehingga bisa melakukan inovasi. Hasil-hasil inovasi sangat bermanfaat di berbagai bidang, seperti produksi, militer, ruang angkasa, kedokteran, maupun pengembangan ilmu pengetahuan.

Persebaran Wilayah Negara Maju dan Negara Berkembang
Di dunia ini terdapat lebih dari dua ratus negara yang tersebar di belahan bumi utara dan selatan. Negara-negara maju tersebar di wilayah Amerika Utara, Eropa Barat, Australia, dan sebagian kecil Benua Asia. Negara-negara maju juga disebut First World Countries (Negara Dunia Pertama). Untuk mengetahui persebaran wilayah negara-negara maju, perhatikan bagian peta yang diarsir berikut ini.
Negara berkembang sebagian besar tersebar di Benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Apabila dilihat dari persebaran wilayahnya, terlihat bahwa sebagian besar negara maju berada di belahan bumi Utara sedangkan negara berkembang tersebar di belahan bumi Selatan. Dilihat dari latar belakang sejarah, negara-negara di kawasan Selatan merupakan negara bekas jajahan.

Organisasi dunia seperti Bank Dunia, IMF, dan CIA mengelompokkan negara-negara berikut menjadi negara maju.
1. Anggota Uni Eropa
Austria, Belgia, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani ,Irlandia, Italia, Luksemburg Belanda, Spanyol, Swedia, dan  Inggris
2. Negara Non-Uni Eropa
Andorra, Islandia, Liechtenstein, Norwegia, San Marino, Swiss , dan Vatikan
3. Negara Bukan Eropa
Australia, Kanada, Korea Selatan , Hong Kong, Israel, Jepang, Selandia Baru , Singapura, Taiwan , dan Amerika Serikat

Ditulis oleh:ghany maulana
Media Belajar Diperbarui pada: Sunday, October 26, 2014