Pages

Sunday 8 April 2012

Kerajaan dan Peninggalan Agama Budha


Bagikan :




A gama Buddha mulai masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, sekitar abad ke-5 Masehi. Pada tahun 423 Bhiksu Gunawarman datang ke Jawa untuk menyebarluaskan ajaran Buddha. Usaha Bhiksu Gunawarman berjalan lancar. Agama Buddha berasal dari India. Agama Buddha masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya agama Hindu. Pusat-pusat kerajaan Buddha hanya terdapat di Sumatra dan beberapa daerah di Jawa.  
1. Peninggalan sejarah bercorak Buddha
a. Candi
Candi-candi Buddha digunakan sebagai tempat pemujaan. Ciri candi Buddha adalah adanya stupa dan patung Sang Budha Gautama . Stupa adalah bangunan dari batu tempat menyimpan patung Sang Buddha. Beberapa Candi Buddha dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
b. Prasasti
Di Sumatra Selatan ditemukan beberapa prasasti warisan Kerajaan Sriwijaya . Di sekitar Palembang ditemukan  Prasasti Telaga Batu , Prasasti Talang Tuwo, dan Prasasti Kedukan BukitKetiganya menceritakan berdirinya kerajaan Sriwijaya. Prasasti Karang Berahi dan Prasasti Kota Kapur ditemukan di Jambi dan Bangka. Kedua prasasti itu menceritakan wilayah kekuasaan Sriwijaya
c. Patung
Patung yang bercorak Buddha biasanya berupa arca Sang Buddha Gautama. Arca Sang Buddha Gautama pertama kali ditemukan di Sikendeng, Sulawesi Selatan. Berikut ini daftar patung atau arca peninggalan sejarah Buddha
d. Karya sastra (kitab)
Ada beberapa karya sastra peninggalan sejarah yang bercorak Buddha. Salah satu karya sastra bercorak Buddha yang terkenal adalah Kitab Sutasoma. Kitab ini dikarang oleh Mpu Tantular. Kitab Sutasoma menceritakan kisah Raden Sutasoma. Kisah ini mengajarkan pengorbanan dan belas kasih yang harus ditempuh seseorang untuk mencapai kesempurnaan tertinggi. Salah satu ungkapan yang terkenal dari Kitab Sutasoma adalah “Bhinneka Tunggal lka Tan Hana Dharma Mangrwa.” Berikut ini daftar karya sastra atau kitab-kitab peninggalan sejarah yang bercorak Buddha.
e. Tradisi
Tradisi agama Buddha yang sekarang ini kita jumpai banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Tradisi agama Buddha yang ada, misalnya berdoa di wihara. Tradisi lain agama Buddha yang masih ada adalah ziarah. Ziarah dilakukan dengan mengunjungi tempat suci leluhur seperti candi. Kegiatan yang dilakukan pada saat ziarah adalah membaca doa dan membawa sesajen
Kejayaan Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Buddha
Kerajaan-kerajaan yang mempunyai ciri baik Hindu maupun Buddha, antara lain Kerajaan Mataram Lama di Jawa Tengah dan  Singasari

 di Jawa Timur. Sedangkan kerajaan yang bercorak Buddha antara lain Sriwijaya di Sumatra Selatan. Kita akan membahas lebih lanjut Kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu pusat agama Buddha di Indonesia. Kerajaan Sriwijaya sudah dikenal pada tahun 682. Pusatnya di muara Sungai Musi, dekat Palembang. Awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang.Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja  Balaputradewa . Letaknya sangat strategis bagi pelayaan, yaitu di dekat Selat Malaka dan Selat Sunda. Sriwijaya menjadi kerajaan Maritim yang besar dan dilengkapi dengan armada kuat. Situasi yang aman bagi pelayaran membuat banyak kapal asing singgah di pelabuhan Sriwijaya. Sejak saat itu, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan. Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai pusat agama Buddha. Hal itu diceritakan seorang pendeta Buddha, I-tsing, yang pernah tinggal di Palembang. Banyak Candi dan kuil agama Buddha didirikan. Di Sriwijaya terdapat Perguruan Tinggi agama Buddha. Mahaguru yang terkenal adalah Sakyakirti.

Kerajaan Sriwijaya juga menjalin kerja sama dengan Perguruan Tinggi Nalanda di India. Kerajaan Sriwijaya banyak mengirimkan mahasiswanya. Raja Sriwijaya membantu memperbaiki kuil di Kanton, Cina pada awal abad ke-11. Keruntuhan Sriwijaya disebabkan oleh serangan dari kerajaan Colamandala dari India Selatan, dari kerajaan Singasari, dan Majapahit. Tahun 1025 ibu kota Sriwijaya diserbu dan Raja Sanggarma Wijayatunggawarman ditawan musuh. Tahun 1275, Singasari menyerang Sriwijaya. Kerajaan Majapahit juga menyerang Sriwijaya pada tahun 1377.

Ditulis oleh:ghany maulana
Media Belajar Diperbarui pada: Sunday, April 08, 2012

0 comments:

Terima kasih atas kunjungan anda. Media Belajar

Post a Comment