Segala sesuatu yang ada di alam ini mengalami perubahan. Perubahan tersebut ada yang merugikan dan ada juga yang menguntungkan. Air mendidih karena pengaruh suhu yang meningkat. Pada proses ini terjadi perubahan wujud cair menjadi uap. Selain suhu, perubahan benda juga dipengaruhi oleh kelembaban (kandungan air pada udara), makhluk hidup, dan pembakaran. Panas merupakan satu bentuk energi yang dapat melakukan kerja pada suatu benda. Kerja yang dilakukan panas pada benda mempengaruhi keadaan benda. Perubahan benda karena pengaruh panas dibedakan menjadi dua, yaitu:
Perubahan fisika
Perubahan fisika adalah perubahan wujud benda yang tidak disertai perubahan sifat. Perubahan benda dapat kembali ke wujud semula atau bersifat sementara. Pada perubahan fisika, hanya terjadi perubahan yang tidak menghasilkan zat baru. Perubahan ini hanya menimbulkan perubahan wujud zat saja. Logam besi dipanaskan pada suhu tinggi akan membara, lunak dan mencair. Warnanya pun berubah kemerahan dengan suhu yang sangat panas, namun bila suhunya turun, besi akan kembali seperti semula. Pada perubahan ini, tidak menghasilkan zat baru, sehingga digolongkan perubahan fisika. Beberapa bentuk perubahan fisika adalah sebagai berikut :
Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah peristiwa perubahan pada benda (zat) yang menghasilkan zat baru yang berbeda dengan sifat asalnya. Obat nyamuk yang dibakar akan menimbulkan bau, asap, dan abu. Abu, asap, dan bau yang terjadi merupakan zat baru hasil pembakaran. Zat baru tersebut tidak dapat dikembalikan ke bentuk asalnya. Hal ini disebabkan susunan materinya mengalami perubahan setelah mengalami pembakaran. Perubahan pada zat yang menimbulkan zat yang baru disebut perubahan kimia. Contoh lain dari perubahan kimia adalah, gula yang dibakar menjadi karbon dan asap, proses fotosintesis, fermentasi, kertas yang dibakar, dan besi yang berkarat dan sebagainya.
Pelapukan, Perkaratan, Pembusukan
Pelapukan
Pelapukan adalah peristiwa perubahan bentuk dan sifat benda karena beberapa faktor. Pelapukan merupakan proses yang berhubungan dengan penghancuran bahan. Benda yang umumnya mengalami pelapukan adalah kayu. Hal itu dapat disebabkan oleh organisme (makhluk hidup)maupun anorganisme(benda mati). Waktu yang diperlukan untuk proses pelapukan itu sangat lama. Pelapukan dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pelapukan meknik dan pelapukan biologis.
Pelapukan biologis disebabkan oleh aktivitas organisme, seperti jamur dan jasad renik lainnya. Contohnya, kayu yang tadinya keras, lama-kelamaan akan hancur dimakan rayap. Untuk menghindarinya, kayu tersebut harus dicat terlebih dahulu.
Pelapukan mekanik terjadi akibat suhu, tekanan, angin, dan air. Pelapukan mekanik dapat berlangsung lama atau sebentar. Contohnya, kamu pasti pernah melihat batuan yang ketika dipegang dan ditekan sedikit akan hancur. Batuan tersebut sudah mengalami proses pelapukan yang sangat lama akibat terkena air, perubahan, suhu, dan tekanan.
Pelapukan pada kayu dapat dicegah dengan cara melapisi kayu dengan cat dan pernis. Dengan cara tersebut dapat menutupi celah-celah yang terdapat dalam kayu.
Perkaratan
Perkaratan terjadi ketika logam besi berikatan dengan udara dan air. Kondisi lingkungan mengakibatkan benda mengandung kadar garam dan asam yang sangat tinggi. Contoh: besi yang dibiarkan di udara terbuka dalam waktu yang lama. Perkaratan suatu benda sangat mudah terjadi di daerah pantai. Hal ini karena air pantai mengandung kadar garam yang tinggi. Logam besi sebelum berkarat memiliki sifat yang kuat, keras dan mengkilap. Namun, jika sudah mengalami perkaratan, besi tersebut menjadi rusak, mudah patah, rapuh, warnanya berubah menjadi coklat bahkan menjadi hitam. Banyak cara yang dilakukan untuk mencegah perkaratan. Beberapa di antaranya dengan cara melapisi besi dengan cat. Cara ini dilakukan agar besi tidak bersentuhan langsung dengan udara karena terhalang oleh cat. Beberapa cara dilakukan, misalnya melapisi dengan campuran nikel atau pernikel yang mengkilap. Tujuannya yaitu menghalangi udara bersentuhan dengan lapisan besi. Kita juga dapat mencegah perkaratan dengan menyimpan peralatan besi ditempat yang kering dan tidak lembap.
Pembusukan
Pembusukan lebih sering terjadi pada benda atau makanan yang basah dan lembab. Hal ini karena kadar air yang tinggi dalam makanan mempercepat proses pembusukan. Penyebab pembusukan adalah karena adanya makhluk hidup yang berukuran sangat kecil, seperti bakteri dan jamur. Jamur merupakan penyebab yang utama dari pembusukan. Jamur akan mudah berkembang pada keadaan lingkungan yang lembab. Selain itu, jamur tumbuh dengan pesat di tempat yang memiliki suhu yang hangat, tidak terlalu dingin. Kandungan air yang terlalu banyak dalam bahan makanan menyebabkan pembusukan lebih mudah terjadi. Jamur dan bakteri penyebab pembusukan akan tumbuh berkembang dengan cepat jika banyak udara. Pembusukan makanan dapat kita ketahui dari tanda-tandanya. Makanan biasanya berubah warna dan berbau.
Pembusukan dapat dicegah dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Pengeringan
Pengeringan bahan makanan dapat dilakukan dengan menjemur langsung di bawah sinar matahari. Pengeringan juga dapat menggunakan alat, misalnya oven. Makanan kering lebih tahan lama daripada makanan basah. Hal ini karena mikroba lebih mudah hidup di tempat basah daripada kering. Pengeringan menyebabkan kadar air dalam makanan berkurang. Makanan menjadi tidak lembap.
2. Pengasinan
Cara mengawetkan makanan dengan pengasinan adalah dengan menggunakan bahan garam. Cara ini sering disebut dengan teknik penggaraman. Garam merupakan zat yang dapat menghambat organisme pembusu. Cara ini biasa digunakan para nelayan yang membuat ikan asin. Pengasinan merupakan perpaduan antara pengeringan dan penggaraman. Setelah bahan makanan digarami, baru kemudian dijemur sampai kering.
3. Pengasapan
Cara mengawetkan makanan dengan teknik pengasapan yaitu dengan cara menaruh bahan makanan pada suatu wadah, kemudian diasapi dari bawah. Salah satu contoh teknik pengasapan adalah pembuatan sale pisang secara tradisional. Proses pengasapan dimaksudkan untuk pengawetan pisang sehingga salai pisang tahan lama selain itu juga berguna untuk mematikan mikroba seperti jamur, bakteri, dan mencegah perubahan warna pisang
4. Pemanisan
Cara mengawetkan makanan dengan pemanisan yaitu memasukan makanan ke dalam cairan yang mengandung gula. Jika kadar gulanya tinggi akan dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh cara mengawetkan makanan dengan pemanisan adalah pada manisan buah-buahan yang sering kita makan.
5. Pengalengan
Cara pengawetan makanan dengan pengalengan merupakan cara yang banyak digunakan saat ini. Pengalengan dilakukan dengan cara memasukan bahan makanan ke dalam kaleng aluminium atau benda logam lainnya terus ditambahkan zat pengawet. Contoh bahan makanan yang diawetkan dengan pengalengan adalah susu, ikan, daging, dan lain-lain.
6. Pendinginan
Cara mengawetkan makanan dengan pendinginan dapat kita temui sehari-hari. Memasukan bahan makanan ke dalam kulkas merupakan contoh pendinginan. Bahan makanan yang sering diawetkan dengan pendinginan antara lain ikan, daging, sayuran, buah dan lain-lain.
Selain itu, makanan dapat diawetkan dengan cara lain.
Perubahan fisika
Perubahan fisika adalah perubahan wujud benda yang tidak disertai perubahan sifat. Perubahan benda dapat kembali ke wujud semula atau bersifat sementara. Pada perubahan fisika, hanya terjadi perubahan yang tidak menghasilkan zat baru. Perubahan ini hanya menimbulkan perubahan wujud zat saja. Logam besi dipanaskan pada suhu tinggi akan membara, lunak dan mencair. Warnanya pun berubah kemerahan dengan suhu yang sangat panas, namun bila suhunya turun, besi akan kembali seperti semula. Pada perubahan ini, tidak menghasilkan zat baru, sehingga digolongkan perubahan fisika. Beberapa bentuk perubahan fisika adalah sebagai berikut :
Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah peristiwa perubahan pada benda (zat) yang menghasilkan zat baru yang berbeda dengan sifat asalnya. Obat nyamuk yang dibakar akan menimbulkan bau, asap, dan abu. Abu, asap, dan bau yang terjadi merupakan zat baru hasil pembakaran. Zat baru tersebut tidak dapat dikembalikan ke bentuk asalnya. Hal ini disebabkan susunan materinya mengalami perubahan setelah mengalami pembakaran. Perubahan pada zat yang menimbulkan zat yang baru disebut perubahan kimia. Contoh lain dari perubahan kimia adalah, gula yang dibakar menjadi karbon dan asap, proses fotosintesis, fermentasi, kertas yang dibakar, dan besi yang berkarat dan sebagainya.
Pelapukan, Perkaratan, Pembusukan
Pelapukan
Pelapukan adalah peristiwa perubahan bentuk dan sifat benda karena beberapa faktor. Pelapukan merupakan proses yang berhubungan dengan penghancuran bahan. Benda yang umumnya mengalami pelapukan adalah kayu. Hal itu dapat disebabkan oleh organisme (makhluk hidup)maupun anorganisme(benda mati). Waktu yang diperlukan untuk proses pelapukan itu sangat lama. Pelapukan dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pelapukan meknik dan pelapukan biologis.
Pelapukan biologis disebabkan oleh aktivitas organisme, seperti jamur dan jasad renik lainnya. Contohnya, kayu yang tadinya keras, lama-kelamaan akan hancur dimakan rayap. Untuk menghindarinya, kayu tersebut harus dicat terlebih dahulu.
Pelapukan mekanik terjadi akibat suhu, tekanan, angin, dan air. Pelapukan mekanik dapat berlangsung lama atau sebentar. Contohnya, kamu pasti pernah melihat batuan yang ketika dipegang dan ditekan sedikit akan hancur. Batuan tersebut sudah mengalami proses pelapukan yang sangat lama akibat terkena air, perubahan, suhu, dan tekanan.
Pelapukan pada kayu dapat dicegah dengan cara melapisi kayu dengan cat dan pernis. Dengan cara tersebut dapat menutupi celah-celah yang terdapat dalam kayu.
Perkaratan
Perkaratan terjadi ketika logam besi berikatan dengan udara dan air. Kondisi lingkungan mengakibatkan benda mengandung kadar garam dan asam yang sangat tinggi. Contoh: besi yang dibiarkan di udara terbuka dalam waktu yang lama. Perkaratan suatu benda sangat mudah terjadi di daerah pantai. Hal ini karena air pantai mengandung kadar garam yang tinggi. Logam besi sebelum berkarat memiliki sifat yang kuat, keras dan mengkilap. Namun, jika sudah mengalami perkaratan, besi tersebut menjadi rusak, mudah patah, rapuh, warnanya berubah menjadi coklat bahkan menjadi hitam. Banyak cara yang dilakukan untuk mencegah perkaratan. Beberapa di antaranya dengan cara melapisi besi dengan cat. Cara ini dilakukan agar besi tidak bersentuhan langsung dengan udara karena terhalang oleh cat. Beberapa cara dilakukan, misalnya melapisi dengan campuran nikel atau pernikel yang mengkilap. Tujuannya yaitu menghalangi udara bersentuhan dengan lapisan besi. Kita juga dapat mencegah perkaratan dengan menyimpan peralatan besi ditempat yang kering dan tidak lembap.
Pembusukan
Pembusukan lebih sering terjadi pada benda atau makanan yang basah dan lembab. Hal ini karena kadar air yang tinggi dalam makanan mempercepat proses pembusukan. Penyebab pembusukan adalah karena adanya makhluk hidup yang berukuran sangat kecil, seperti bakteri dan jamur. Jamur merupakan penyebab yang utama dari pembusukan. Jamur akan mudah berkembang pada keadaan lingkungan yang lembab. Selain itu, jamur tumbuh dengan pesat di tempat yang memiliki suhu yang hangat, tidak terlalu dingin. Kandungan air yang terlalu banyak dalam bahan makanan menyebabkan pembusukan lebih mudah terjadi. Jamur dan bakteri penyebab pembusukan akan tumbuh berkembang dengan cepat jika banyak udara. Pembusukan makanan dapat kita ketahui dari tanda-tandanya. Makanan biasanya berubah warna dan berbau.
Pembusukan dapat dicegah dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Pengeringan
Pengeringan bahan makanan dapat dilakukan dengan menjemur langsung di bawah sinar matahari. Pengeringan juga dapat menggunakan alat, misalnya oven. Makanan kering lebih tahan lama daripada makanan basah. Hal ini karena mikroba lebih mudah hidup di tempat basah daripada kering. Pengeringan menyebabkan kadar air dalam makanan berkurang. Makanan menjadi tidak lembap.
2. Pengasinan
Cara mengawetkan makanan dengan pengasinan adalah dengan menggunakan bahan garam. Cara ini sering disebut dengan teknik penggaraman. Garam merupakan zat yang dapat menghambat organisme pembusu. Cara ini biasa digunakan para nelayan yang membuat ikan asin. Pengasinan merupakan perpaduan antara pengeringan dan penggaraman. Setelah bahan makanan digarami, baru kemudian dijemur sampai kering.
3. Pengasapan
Cara mengawetkan makanan dengan teknik pengasapan yaitu dengan cara menaruh bahan makanan pada suatu wadah, kemudian diasapi dari bawah. Salah satu contoh teknik pengasapan adalah pembuatan sale pisang secara tradisional. Proses pengasapan dimaksudkan untuk pengawetan pisang sehingga salai pisang tahan lama selain itu juga berguna untuk mematikan mikroba seperti jamur, bakteri, dan mencegah perubahan warna pisang
4. Pemanisan
Cara mengawetkan makanan dengan pemanisan yaitu memasukan makanan ke dalam cairan yang mengandung gula. Jika kadar gulanya tinggi akan dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh cara mengawetkan makanan dengan pemanisan adalah pada manisan buah-buahan yang sering kita makan.
5. Pengalengan
Cara pengawetan makanan dengan pengalengan merupakan cara yang banyak digunakan saat ini. Pengalengan dilakukan dengan cara memasukan bahan makanan ke dalam kaleng aluminium atau benda logam lainnya terus ditambahkan zat pengawet. Contoh bahan makanan yang diawetkan dengan pengalengan adalah susu, ikan, daging, dan lain-lain.
6. Pendinginan
Cara mengawetkan makanan dengan pendinginan dapat kita temui sehari-hari. Memasukan bahan makanan ke dalam kulkas merupakan contoh pendinginan. Bahan makanan yang sering diawetkan dengan pendinginan antara lain ikan, daging, sayuran, buah dan lain-lain.
Selain itu, makanan dapat diawetkan dengan cara lain.
0 comments:
Terima kasih atas kunjungan anda. Media Belajar
Post a Comment